Mohon tunggu...
Faizal Assegaf 2
Faizal Assegaf 2 Mohon Tunggu... lainnya -

| Faizal Assegaf

Selanjutnya

Tutup

Politik

Akulah Sang Penentu, (HRC- 01)

19 Juli 2010   05:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:46 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Publik semakin jenuh dan lelah dengan ketidakpastian dalam kehidupan bernegara. Berbagi kerancuan dalam berdemokrasi serta kekacauan politik dan ekonomi, secara perlahanan menggiring rakyat ke dalam ancaman lumpur kemiskinan yang absolut.

Seiring dengan situasi itu, kini muncul perilaku kekuasaan yang mirip dengan sebuah kerajaan. Namanya pun mulai tersohor. Orang menyebutnya, "Raja Cikeas". Ia adalah sosok yang bertutur santun dan lihai memainkan politik pencitraannya secara sempurna. Penampilan itu membuat jutaan rakyat terkesima.

Konon, sang raja memiliki mantra politik yang bisa menyihir hati dan pikiran rakyat. Para pembantunya di istana pun takut dan dibuat tak berdaya. Seruan sang raja adalah perintah yang tidak boleh dibantah.

Suatu hari, seorang menteri menemui Raja Cikeas lalu berkata, "paduka yang mulia, perintah untuk menaikan TDL telah membuat melonjak harga sembako".

Mendengar laporan itu, Raja Cikeas menjawab, "lanjutkan, kalau perlu naikan lagi harga BBM dan kebutuhan lainnya...".

Menyiksa rakyat adalah kepuasan tersendiri bagi sang raja. Ia tidak ingin rakyat hidup tenang dan sejahtera. Semakin rakyat menderita dan tertindas, semakin membuat sang raja bahagia.

Ada suara di hati raja, “akulah sang penentu…akulah sang penentu…”.Suara itu adalah mantra politik yang merasuk ke dalam jiwa raja.

bersambung….

Group Facebook: Hikayat Raja Cikeas

Faizal Assegaf Jkt, 19 Juli 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun