[caption id="attachment_246495" align="alignleft" width="184" caption="ilustrasi - google"][/caption]
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono punya bawaan karakter militer yang unik. Mantan jenderal tiga bintang itu, selain jago berpidato dan curhat, ia juga memiliki penampilan rapi dan khas.
Ihwal, keunikan dan penampilannya, membuat SBY sukses mengais simpati dari jutaan ibu rumah tangga di negeri ini. Kata mereka, “suit…suit, SBY memang tampan dan simpati,” begitulah para ibu rumah tangga yang tanpa malu-malu dan sedikit keranjingan memujinya.
Pujian dan simpati publik, jelas memberi sugesti dan percaya diri SBY semakin menjadi-jadi. Hasilnya, suami Kristiani Yudoyono ini, dari hari ke hari mulai mengidap penyakit pencitraan akut.
Ironinya, penyakit bawaan SBY itu belakangan ini kian meradang dan sulit disembuhkan. Bahkan sebaliknya mulai mengarah pada sebuah model kepemimpinan yang sangat peragu, terancam kehilangan sikap kejantanan dan makin lebay.
Pada tingkat yang ekstrim, penyakit itu membungkus dengan lembut wajah kepemimpinan SBY yang nyaris kehilangan sifat kelaki-lakiannya. Mulai dari kemampuan menata rambut, kelembutan suara, lirikan mata, jari-jemari, hingga gaya duduk serta goyangan pinggulnya, sungguh SBY terlihat manis dan aduhai.
Inilah babak baru pertunjukan kepemimpinan mantan petinggi militer kedua setalah Soeharto di panggung nasional. Bedanya, titik kelembutan Soeharto pada senyumnya yang khas. Namun pada bagian lain, ia memiliki ketegasan dan kharisma sebagai pemimpin yang berwibawa.
Sebaliknya, pada diri SBY, sifat yin menjadi totalitas yang seolah mewakili perasaan yang serupa dengan ibu-ibu rumah tangga di negeri ini. Tentu, menjadi pertanyaan: Apa yang menyebabkan tranformasi perlilaku kepemimpinan SBY yang mantan militer itu menjadi pribadi yang lebay?
Bayangkan seorang mantan tentara kehilangan sikap tegas dan bahkan terkesan jauh dari pemahaman kita tentang karakter militer yang ideal. Misal, dalam kasus menghadapi koruptor kelas kakap dan yang teraktual kasus Malaysia, sifat yin terlihat menonjol pada diri SBY.
Mencermati keanehan gaya dan perilaku kepemimpiNan SBY tersebut, tidak salah jika ada pendapat yang mengatakan: Watak kepemimpinan orang nomor satu di negeri ini tidak berbeda dengan “hansip berpangkat jenderal…!”.
Salam Blogger Revolusioner
Faizal Assegaf
Jkt, 2 September 2010.
Artikel sebelumnya:
- Jilat Pantat, Puaskan? (Nasionalisme Yang Aneh)
- Admin Siluman?
- Mengapa Keluarga Nabi Dibantai…? (02)
- Mengapa Keluarga Nabi Dibantai…? (01)
- Nasionalis Gadungan, Malaysia Cuekin Aja !
BONUS:
BONUS:
|>> "Bagaimana bobot pidato saya menyikapi Malaysia," tanya Raja Cikeas pd penasehat Istana... "Luar biasa paduka, isinya sungguh menggugah hati dan pikiran rakyat. Paduka bukan saja jago pidato tapi juga lihai mengalihkan perhatian rakyat dari masalah2 krusial dan kenaikan harga sembako menjelang lebaran," jawab penasehat...
kunjungi facebook: HIKAYAT RAJA CIKEAS (HRC)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H