Mohon tunggu...
Siti Nurfaizah
Siti Nurfaizah Mohon Tunggu... Ilustrator - Mahasiswa STAI Al-Anwar Sarang

Nothing Is impossible

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kesenjangan Ekonomi: Mengapa Ketimpangan Masih Tinggi di Indonesia

5 Juli 2024   11:41 Diperbarui: 5 Juli 2024   11:41 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

         Kesenjangan ekonomi adalah masalah yang telah ada selama bertahun-tahun di Indonesia, dan meskipun beberapa upaya telah dilakukan untuk mengurangi ketimpangan, masalah ini masih ada. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa alasan mengapa kesenjangan ekonomi masih tinggi di Indonesia. 

        Kesenjangan ekonomi merupakan isu yang kompleks dan multidimensional yang hingga kini Masih menjadi tantangan besar, bagi Indonesia. Ketimpangan ekonomi tidak hanya mencakup perbedaan pendapatan, tetapi juga melibatkan disparitas dalam akses terhadap pendidikan, mengurangi kesenjangan ini, angka ketimpangan ekonomi di Indonesia masih tergolong tinggi artikel ini akan mengulas beberapa faktor utama yang menyebabkan ketimpangan ekonomi masih tinggi di Indonesia.

       Salah satu penyebab utama tingginya ketimpangan ekonomi di Indonesia adalah konsentrasi kekayaan yang tidak merata, Menurut laporan Oxfam pada 2017,1% orang terkaya di Indonesia menguasai hampir separuh kekayaan negara. Konsentrasi kekayaan ini menciptakan lingkaran setan ketimpangan, di mana kelompok kaya memiliki akses lebih besar terhadap sumber daya dan peluang, sementara kelompok miskin semakin tertinggal.

       Pembangunan infrastruktur yang tidak merata juga menjadi salah satu faktor penting yang menyebabkan ketimpangan ekonomi di Indonesia. Daerah perkotaan cenderung lebih maju dalam hal infrakstruktur seperti jalan, listrik, air bersih, dan jayanan internet. Sementara itu, banyak daerah pedesaan yang masih minim akses terhadap infrastruktur dasar. Kondisi ini membatasi potensi ekonomi daerah pedesaan dan memperlebar jurang kota dan desa.

       Akses dan kualitas pendidikan yang tidak merata di berbagai daerah juga berkontribusi terhadap ketimpangan ekonomi. Di perkotaan, akses terhadap sekolah berkualitas dan fasilitas pendidikan yang memadai lebih mudah didapatkan dibandingkan dengan di daerah pedesaan atau terpencil. Hal ini mengakibatkan perbedaan kemampuan dan keterampilan yang signifikan antara penduduk perkotaan dan pedesaan yang pada akhirnya berdampak pada peluang kerja dan pendapatan mereka.

       Sistem pajak di Indonesia sering kali dikritik karena kurang progresif. Pajak seharusnya menjadi alat redistribusi kekayaan sering kali efektif dalam mengurangi ketimpangan. Selain itu, adanya praktik penghindaran pajak dan kebocoran pajak oleh pihak-pihak tertentu semakin memperparah situasi. Reformasi pajak yang lebih adil dan efektif diperlukan untuk memastikan bahwa kekayaan dapat didistribusikan lebih merata.

       Akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas juga menjadi faktor penting dalam ketimpangan ekonomi. Di daerah terpencil, akses terhadap fasilitas kesehatan yang memadai sangat terbatas. Hal ini berpengaruh pada kualitas hidup dan produktivitas penduduk di daerah tersebut, yang pada akhirnya berdampak pada peluang ekonomi mereka. Korupsi juga termasuk faktor yang berkontribusi pada kesenjangan ekonomi di Indonesia. Korupsi telah menghambat pertumbuhan ekonomi dan mengalihkan sumber daya dari mereka yang membutuhkannya.

        Untuk mengatasi ketimpangan ekonomi, berbagai langkah perlu diambil. Pertama, pemerintah harus fokus pada pembangunan infrastruktur yang merata, terutama di daerah pedesaan dan terpencil. Pembangunan infrastruktur yang baik akan membuka akses terhadap berbagai peluang ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah tersebut. Kedua, peningkatan kualitas dan akses pendidikan harus menjadi prioritas. Pendidikan yang merata akan memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensinya dan bersaing di pasar kerja.

       Ketiga, reformasi sistem pajak yang lebih progresif dan adil harus dilakukan untuk memastikan redistribusi kekayaan yang lebih baik. Pemerintah juga perlu memperketat pengawasan dan penegakan hukum terkait penghindaran pajak.

      Keempat, peningkatan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas harus diutamakan. Investasi dalam sektor kesehatan akan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Terakhir, penguatan sektor informal melalui pemberian jaminan sosial dan peningkatan upah minimum dapat membantu mengurangi kesenjangan antara pekerja sektor formal dan informal. Dengan komitmen yang kuat dan strategi yang tepat, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dan mewujudkan kesejahteraan yang lebih merata bagi seluruh rakyatnya.


       Dengan demikian, Kesenjangan ekonomi masih tinggi di Indonesia karena berbagai faktor termasuk distribusi pendapatan yang tidak merata, ketidaksetaraan gender, ketidaksetaraan regional, kurangnya pendidikan, dan korupsi untuk mengurangi kesenjangan ekonomi, tindakan harus diambil untuk mengatasi masalah-masalah ini dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.



Oleh: Alfi Alia Futikhatul Habibah

Mahasiswa STAI Al-Anwar Sarang



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun