Mata tergambar kosong
Berayun diiringi melodi
Mengalunkan buai
Iramanya keji
Dipasung ribuan tatapan bengis
Memaksa terus menari
Meski kakinya bersimbah darah pun tak peduli
Hentikan tarianmu!
Berhenti mengikuti ingin yang bukan maumu
Suaraku membuyarkan kekosongan pandangnya
Ruang mencekik, sesak.
Jalan mana yang kau tawarkan?
Ah! pasti kau sama saja seperti si pecundang
Menarik, mencabik, lantas menampik
Bisiknya sambil berlenggok
Berharap seisi ruang tak mendengar percakapan kita
Ketakutan mengurungmu, nyatanya
Warna di senja tak selalu sama
Tubuhmu milikmu, kau berkuasa penuh atas itu
Seperti bumi yang melindungi
Tiap siang dan malam yang berganti
Ciputat, 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H