Mohon tunggu...
Faizah Nisrina
Faizah Nisrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Komunikasi - Universitas Sriwijaya

Saya merupakan mahasiswi ilmu komunikasi di Universitas Sriwijaya yang memiliki hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jurnalisme Radio: Pengertian, Karakteristik, Proses Produksi Radio

7 November 2024   21:19 Diperbarui: 7 November 2024   21:36 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Siaran radio yang biasa kita dengar ternyata tidak semudah menghidupkan mikrofon lalu terputar dalam radio mobil kita, proses pembuatan siaran radio memiliki effort yang lebih dari itu.

Radio, tentu bukan kata asing bagi kita. Radio merupakan salah satu media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada para pendengarnya. Radio memiliki beberapa segmentasi acara yang dapat menimbulkan imajinasi para pendengar. Sementara itu, pengertian jurnalisme radio adalah proses produksi berita atau informasi yang akan disebarluaskan melalui media radio siaran.

Radio merupakan media komunikasi yang sudah ada sejak awal abad ke-20 meski seiring perkembangan zaman popularitas radio menurun namun, radio tetap konsisten sebagai media saran untuk menyampaikan informasi dan hiburan bagi para pendengar setianya. Radio dahulunya menggunakan teknologi analog, lalu berubah dengan teknologi amplitude, berkembang lagi menggunakan teknologi modulasi frekuensi, berkembang dengan sistem satelit hingga pada hari ini radio sudah menggunakan teknologi digital. Perkembangan sejarah perjalanan radio menunjukkan bahwa radio tetap berusaha mempertahankan eksistensi nya di tengah kemajuan zaman.

Radio sendiri memiliki beberapa karakteristik yakni (Hasan, 2014):

  • Auditif, segala hal yang ingin disampaikan dalam siaran radio harus berupa suara atau disuarakan karena radio hanya menyajikan suara.
  • Menggunakan bahasa sehari-hari, agar siaran radio dapat lebih mudah dimengerti maka, penggunaan kosakata sehari-hari dapat memudahkan.
  • Sekilas, maksudnya adalah penyampaian berita dalam radio harus disampaikan secara ringkas namun tetap jelas.
  • Global, berita atau informasi yang akan disampaikan di radio lebih baik global sehingga bisa lebih dimengerti oleh semua kalangan, tidak rumit, dan bertele-tele.

Radio merupakan media massa yang berkaitan dengan visualisasi atau berimajinasi sehingga, penyiar harus menempatkan diri layaknya sedang berbicara kepada para pendengar yang duduk di hadapannya. Sebab itulah radio memiliki karakteristik seperti disuarakan, menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti, disampaikan dengan jelas tidak bertele-tele agar pendengar dapat lebih mudah memahami isi dari berita yang hanya berbentuk suara saja berbeda dengan televisi yang memiliki visualisasi di dalamnya. Penerapan karakteristik radio yang lebih baik dapat meningkatkan kualitas radio.

Lalu, bagaimana "jantung" dari lahirnya sebuah siaran di radio?

Proses produksi berita di radio terbagi menjadi tiga proses yakni pra-produksi, produksi, pasca-produksi (Yusuf, 2016).

  • Pra produksi atau tahap perencanaan, proses pra produksi meliputi penuangan, membuat skrip, production meeting dan segala perencanaan yang mendukung proses produksi dan pasca produksi. Tahapan ini biasanya dilakukan dengan beberapa rapat dimulai dari rapat untuk mencari topik yang akan di bahas pada program siaran radio berikutnya di dalam rapat ini produser, program director, hingga penyiar memberikan ide dan masukan topik yang menarik untuk siaran berikutnya lalu produser akan menampung dan memikirkan keputusan akhir akan memilih topik apa nantinya. Semakin baik proses pra produksi ini maka akan baik pula tahap produksinya.
  • Produksi, proses ini merupakan proses lanjutan atau visualisasi dari gagasan yang sudah dibentuk pada proses pra produksi. Produksi merupakan hari Dimana siaran berlangsung atau on air, tahapan ini lebih berisfat teknis sebab sudah menggunakan peralatan untuk menjalankan siaran radio. Pada tahapan ini para kru produksi mengatur penyiaran secara live.
  • Pasca produksi, tahapan pasca produksi merupakan tahap akhir dari rangkaian produksi berita radio. Pada tahapan ini kru memastikan bahwa proses produksi siaran telah selesai setelah dan siap untuk disiarkan atau diputarkan kembali melalui digital.

Selain tiga tahapan produksi di atas, terdapat pula teknik penulisan khusus untuk menuliskan sebuah naskah berita radio.

  • Spoken words, pilihlah kata-kata yang biasa diucapkan pada kehidupan sehari hari contohnya seperti jam lima sore (17.00 WIB).
  • Sign-posting, maksudnya adalah sebutkan jabatan, gelar, atau keterangan sebelum nama orang contohnya Ketua DPR -- Puan Maharani -- menyampaikan.
  • Stay away from quotes, maksudnya jangan menggunakan kutipan langsung sebuah kalimat langsung harus diubah menjadi kalimat tidak langsung. Contoh Ia mengatakan bahwa besok akan turun hujan diubah menjadi "Besok akan turun hujan" ujarnya.
  • Avoid abbreviation, maksudnya adalah hindari penggunaan singkatan atau akronim tanpa menjelaskannya terlebih dahulu sebagai contoh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sriwijaya -- BEM Unsri mengambil langkah tegas...
  • Subtle repetition, mengulangi hal-hal secara halus agar pendengar memahami dan mengikuti alur. Contohnya Presiden Joko Widodo mengatakan....Menurut Presiden...Kepala Badan juga mengatakan.
  • Present tense, gunakan perspektif sekarang atau hari ini dalam unsur waktu dibandingkan menyebut nama hari. Sebagai contoh penggunaan kata "Kemarin", "Besok", dan sebagainya.
  • Angka, penulisan satu angka maka ditulis pengucapannya ("1" ditulis satu) sedangkan lebih dari dua angka ditulis angkanya (24, 25, 365).
  • Mata uang, penulisannya ditambahkan pengucapannya di belakang contoh 16-ribu rupiah (Rp 16.000).

Dalam penulisannya juga terdapat beberapa tanda baca khusus yakni tanda dash () dituliskan untuk sebelum nama atau kata penting yang memerlukan penekanan, tanda Sengkang (-) digunakan untuk memudahkan pengucapan singkatan seperti M-U-I, serta penggunaan garis miring jika garis miring satu (/) maka ia berfungsi sebagai pengganti koma,  garis miring dua (//) berfungsi sebagai pengganti tanda titik, dan garis miring tiga (///) menandakan akhir naskah.

Contoh naskah:

Kembali lagi bersama kami dalam segmentasi kabar petang/ melonjaknya penjualan mochi di sejumlah daerah/ hal ini terjadi sebab tren viral di sosial media// Menurut beberapa orang mochi yang sangat disenangi saat ini/ adalah mochi berisi varian buah-buahan///

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun