Mohon tunggu...
Fafa Izah
Fafa Izah Mohon Tunggu... lainnya -

UIN MALIKI Malang - MAN 2 MAdiun

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sahabat, Kau Begitu Berarti

26 Mei 2015   11:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:35 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti persahabatan pada orang dewasa, persahabatan pada anak-anak diwarnai dengan adanya kesamaan. Sepanjang masa kanak-kana, sahabat lebih banyak memiliki persamaan daripada perbedaan dilihat dari faktor usia, jenis kelamin, suku, dan lain-lain.

Willard Hartup menyatakan bahwa sahabat dapat menjadi sumber daya kognitif dan emosi dari masa kanak-kanak hingga tua. Sahabat dapat meningkatkan penghargaan-diri dan rasa sejahtera. Secara lebih khusus, persahabatan anak-anak memiliki enam fungsi (Gottman & Parker, 1987) :

·Pertemanan (Companionship). Persahabatan memungkinkan anak-anak memiliki seorang mitra dan pasangan bermain yang dikenal, seorang yang bersedia meluangkan waktu bersama mereka dan bergabung dalam aktivitas kerja sama.

·Stimulasi (stimulation). Persahabatan memungkinkan anak-anak memperoleh informasi yang menarik, menggairahkan, dan mengasyikkan.

·Dukungan fisik (Physical support). Sahabat memberi waktu, sumber daya, dan bantuan.

·Dukungan ego (Ego Support). Sahabat memberikan dukungan, pengukuhan, dan umpan balik, yang dapat membantu anak membina kesannya mengenai diri sendiri sebagai individu kompeten, menarik, dan berharga.

·Perbandingan sosial (Social comparison). Persahabatan memungkinkan anak memperoleh informasi mengenai posisinya diantara anak lain dan apakahia baik-baik saja.

·Afeksi dan keakraban (affection and intimacy). Persahabatan memungkinkan anak-anak menjalin relasi dengan orang lain secara hangat, dekat, dan percaya. Keakraban dalam persahabatan memiliki ciri adanya keterbukaan-diri dan berbagi pikiran-pikiran pribadi.

Meskipun dilihat dari sudut perkembangan persahabatan dapat memberi keuntungan, tidak semua persahabatan adalah sama. Manusia memiliki lingkungan pergaulan yang berbeda-beda.

Dalam bersahabat, pada umumnya seorang anak akan memilih teman sebayanya. Namun tidak semua teman sebaya mendapat perlakuan yang sama. Dimana ada istilah status sosiometrik, istilah yang mendiskripsikan sejauh mana anak-anak disukai atau tidak disukai oleh kawan-kawan sebayanya. Adapun para ahli perkembangan membedakan lima status kawan sebaya (Wentzel & Asher, 1995):

·Anak-anak yang popular, sering kali dipilih sebagai sahabat dan jarang tidak disukai oleh kawan sebayanya.

·Anak yang rata-rata, memperoleh angka rata-rata untuk dipilih secara positif maupun negatif oleh kawan sebayanya.

·Anak yang diabaikan, jarang dipilih sebagai sahabat namun bukan karena tidak disukai oleh kawan sebayanya.

·Anak yang ditolak, jarang dipilih sebagai sahabat oleh seseorang karena tidak disukai oleh kawan sebayanya.

·Anak yang kontroversial, sering dipilih sebagai kawan terbaik seseorang namun umumnya tidak disukai oleh kawan sebayanya.

Ya, begitulah klasifikasi status kawan sebaya dan fungsi persahabatan. Begitu berhubungannya kedua hal itu. Dimana dalam bersahabat, seorang anak akan memilih-milih kawan sebaya seperti apa yang sesuai untuk dijadikan sahabatnya.

Teringat pada sebuah cerita, dimana Fiza dan Faza adalah bersaudara. Mereka adalah anak anak yang baru pindah dari kota lamanya Madiun, menuju kota dimana ia tinggal kala itu, Mojosongo. Meskipun mereka berada di lingkungan yang baru, namun tidak lama bagi mereka untuk mendapatkan teman sebaya yang akrab pada mereka. Juga karena orang tua mereka memiliki latar belakang agama yang baik juga bersikap ramah terhadap orang disekitar.

Entah karena alasan apalagi, tanpa paksaan banyak diantara teman-teman sebaya yang tinggal disekitar rumah mereka senang berteman dan dekat dengan Fiza dan Faza. Teman-teman sebayanya sangat menerima keberadaan Fiza dan Faza. Terlebih kedua bersaudara ini memiliki keterampilan sosial yang membuat mereka disukai. Seperti, memberi pengetahuan, menjadi pendengar yang cermat saat teman lain menceritakan sesuatu. Mampu membina komunikasi yang baik dan memperlihatkan antusiasme serta peduli pada orang lain.

Itulah salah satu cerita yang menggambarkan ciri atau status teman sebaya sebagai anak yang populer. Dimana ia disegani dan dipilih sebagai sahabat. Namun disis lain, ada juga beberapa anak yang masuk dalam kategori anak yang ditolak, karena ia susah dalam menyesuaikan diri dengan teman atau lingkungan sekitar.

Maka, disinilah pentingnya orang tua untuk mengarahkan anaknya dalam bergaul. Bagaimana agar anak bisa menjadi anak yang populer yang disegani dan diterima teman sebayanya dan bukan sebaliknya sebagai anak yang ditolak teman lainnya.

Dan itulah pentingnya sahabat dalam masa ini, masa kanak-kanak tengah dan akhir. Dimana masa yang akan membawanya ke dunia remaja yang memiliki permasalahan yang lebih kompleks dalam pertemanan maupun persahabatan. Karena jika tidak terbina persahabatan yang baik sejak kecil, maka hal itu akan mempengaruhinya saat sudah menginjak sebagai seorang remaja.

Source : John W. Santrock, Masa Perkembangan Anak Children Buku 2 edisi 11Jakarta : Salemba Humanika.2009

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun