Penggunaan herbisida urea sebagai pengendali gulma dapat memberikan dampak negatif pada lingkungan yakni menyebabkan kontaminasi pada ekosistem atau produk yang dipanen. Selain itu, dalam pengaplikasiannya, herbisida urea dapat mengalami degradasi yang cepat pada tanah akibat mengalami proses hidrolisis atau pencucian. Dalam sampel air tanah, dideteksi adanya herbisida glyphosate sebanyak 36%. Selain itu, efisiensi penggunaan nitrogen pada urea hanya sebesar 30-40%, sisanya sebesar 60% mengalami proses hidrolisis yang sangat cepat dalam bentuk uap amoniak. Efisiensi yang rendah tersebut disebabkan oleh kehilangan akibat nitrifikasi, pencucian, terbawa aliran permukaan, menguap di udara dalam bentuk gas amonia, dan berubah menjadi bentuk lain yang tidak bisa dimanfaatkan oleh tanaman. Oleh karena itu, media pelapisan perlu diterapkan agar penggunaan urea lebih efektif dan efisien.Â
Berdasarkan permasalahan tersebut munculah sebuah inovasi dari Tim Riset Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Diponegoro yang diketuai oleh Faiza Afrin Oktalitha Khunaifi, Pramudita Sidik Hasibuan, Gemilang Idea Mida Khoirunisa, Michael Natan Syalom, dan Reykhan Lucky Bagaskara dengan dosen pembimbing yaitu Prof. Dr.-Ing. Ir. Silviana, ST., MT., IPM., ASEAN Eng.Â
Media pelapisan herbisida urea dapat berupa bahan polimer organik maupun anorganik serta silika. Dari beberapa media pelapis urea tersebut, yang terjamin ketersediaan dan biayanya adalah silika. Sumber silika yang digunakan adalah limbah geothermal yang berasal dari PT. Geo Dipa Energi, dimana limbah tersebut dapat mencemari lingkungan dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Limbah tersebut memiliki kandungan silika yang tinggi yakni sebesar 85,60%.
Pada inovasi riset ini, dilakukan pelapisan urea glyphosate dengan silika mesopori termodifikasi 3-APTES (silane agent) serta penambahan surfaktan CTAB untuk mengenkapsulasi urea glyphosate agar pengendalian gulma pada pertanian menjadi lebih efisien. Diharapkan produk herbisida urea yang telah dikembangkan oleh Faiza dan Tim dapat diaplikasikan oleh petani maupun masyarakat luas sehingga produksi pertanian akan lebih optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H