Seperti yang kita tahu saat ini banyak sekali tempat wisata yang sangat indah di negara kita. Terdapat sejuta wisata alam yang sangat menakjubkan di Indonesia baik itu pantai, gunung, danau, air terjun dan masih banyak lagi tentunya. Dengan wisata yang sangat menarik mata inipun membuat banyak turis asing yang sengaja berkunjung ke Indonesia hanya untuk sekedar menikmati kecantikan alamnya. Kita sebagai masyarakat Indonesia patutnya bangga terhadap hal ini.Â
Tapi dibalik itu semua, saat ini masih sangat banyak sekali surga tersembunyi di pelosok Indonesia yang masih belum diketahui oleh banyak orang. Salah satu nya adalah wisata yang akan kita bahas pada artikel ini yaitu pulau ular.
Pulau ular adalah pulau yang terletak di desa Pai, kecamatan Wera, kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Pulau ular ini terletak di tengah tengah lautan tepatnya di perairan sumbawa. Pulau ini terkenal karena memiliki ratusan bahkan ribuan ular yang tinggal di dalamnya, tetapi menurut para warga sekitar ular-ular yang ada dipulau ini tidak berbisa. Jenis ular yang terdapat di pulau ular ini adalah ular laut, ular ini memiliki tubuh yang berwarna hitam putih dengan motif belang-belang
Menurut informasi yang didapat dari petpintar.com ular laut merupakan ular yang dikenal sangat mematikan dan juga mampu membunuh manusia hanya dalam hitungan menit. Tapi beberapa jenis ular air seperti ular air kelabu memiliki bisa yang terbilang rendah, di mana racunnya sendiri bisa membunuh kodok ataupun hewan akuatik lainnya dengan lebih cepat. Ular laut memiliki tubuh yang lebih kecil daripada ular pada umumnya tetapi ular ini dapat menelan ataupun memakan korbannya yang berukuran dua kali lipat lebih besar daripada ukuran badannya sendiri. Adapun akibat yang bisa ditimbulkan dari gigitan ular ini adalah dapat mengakibatkan kegagalan fungsi jantung dan yang paling parah dapat menyebabkan korbannya meninggal dunia.
Ular laut yang terdapat di pulau ular ini merupakan ular yang memiliki bisa yang tinggi bahkan lebih berbahaya daripada ular cobra. Tetapi pada kenyataannya ular-ular yang terdapat pada pulau ini terkenal jinak dan jarang menggigit para pengunjung, bahkan warga sekitar pun menganggap ular ini tidak memiliki bisa. Masyarakat sekitar mempercayai adanya sebuah kutukan terhadap pulau ini yang membuat ular-ular dipulau ini tidak berbisa.
Ternyata terdapat sejarah yang sangat unik dibalik terbentuknya pulau ular ini. Pada zaman raja Indra Kumala sempat terjadi peperangan antara kerajaan bima dan kerajaan flores. Diketahui pada peperangan tersebut kerajaan bima berhasil menguasai kerajaan flores yang mengakibatkan seluruh wilayah dan peraturan kerajaan flores pun dipegang penuh oleh kerajaan bima.
Setelah bertahun-tahun berada dibawah kekuasaan bima akhirnya kerajaan flores mulai menyusun strategi untuk mengambil lagi hak serta kekuasaannya dari kerajaan bima. Untuk melancarkan rencananya itu pun kerajaan flores meminta bantun dari pihak belanda. Tetapi semua bantuan itu tidak dibayar percuma begitu saja, kerajaan flores harus membayar upeti sebagai tanda terimakasih kepada pihak belanda. Tetapi semua rencana yang telah disusun oleh kerajaan flores bocor karena adanya mata-mata yang dikirimkan dari kerajaan bima.
Tak tinggal diam kerajaan bima pun mulai menyiapkan pasukan untuk jaga-jaga jika suatu saat terdapat serangan dari kerajaan flores. Ketika pasukan dari kerajaan flores sampai di wilayah bima, pasukan bima pun langsung menghadang musuh yang ingin melakukan serangan. Serangan tersebut terjadi di wilayah timur bima, tepatnya di wilayah Wera dan Sape.
Akhirnya terjadilah peperangan yang sangat besar, pada peperangan ini pasukan bima lah yang dapat menaklukan musuhnya yaitu pasukan flores. Karena kemenangannya ini pasukan bima pun menggiring musuhnya untuk pergi ke sebuah pulau yang bernama giling bantai atau yang biasa disebut gili banta, pasukan flores dibawa ke pulau tersebut untuk menerima hukuman mati.
Sementara itu kapal milik Pasukan flores pun di tawan oleh pasukan armada kerajaan bima. Raja bima yang sangat murka pada saat itu akhirnya mengutuk seluruh awak kapal, raja flores serta para petinggi belanda. Raja bima mengutuk mereka menjadi seekor ular. Dan kapalnya pun dikutuk menjadi batu yang akhirnya membentuk sebuah pulau yaitu pulau ular. Di atas pulau ular tersebut terdapat dua pohon kamboja yang menurut sejarah mengatakan bahwa pohon-pohon tersebut merupakan tiang dari kapal yang telah dikutuk oleh raja bima. Pohon kamboja tersebut pun masih hidup hingga sekarang dan dikabarkan tidak pernah tumbuh besar.