Mohon tunggu...
Faiza Dinda Aryasa
Faiza Dinda Aryasa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Airlangga

Mahasiswi jurusan Teknik Industri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Industri 4.0: Pengaruh Digitalisasi terhadap Pendidikan di Indonesia

13 Mei 2023   16:22 Diperbarui: 13 Mei 2023   16:26 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Revolusi industri sudah bukan kata yang asing lagi bagi kita. Saat ini, kita telah memasuki era Revolusi Industri 4.0, dimana segala sesuatu dalam kehidupan masyarakat bersentuhan dengan teknologi dan internet. Menurut Herman dkk (2015), Revolusi Industri 4.0 merupakan era industri digital yang memanfaatkan IT (teknologi informasi) seperti Internet, CPS, IoT, dan IoS guna menghasilkan inovasi atau optimasi yang efektif dan efisien. Di tahun 2024 ini,  aktivitas manusia seolah dimudahkan dengan hadirnya berbagai macam perkembangan IPTEK yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir semua sektor terdampak oleh Revolusi Industri 4.0, termasuk sektor pendidikan. 

Tahun 2020 lalu, seluruh dunia dikejutkan dengan hadirnya virus Corona (SARS-CoV-2) yang menyebabkan perubahan drastis pada segala aspek kehidupan manusia, terutama aktivitas akademik siswa dan mahasiswa. Berdasarkan data Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), setidaknya 68 juta pelajar di Indonesia terdampak oleh penutupan sekolah akibat pandemi Covid-19. Situasi pandemi memaksa siswa untuk bisa beradaptasi dengan kondisi yang ada. Adanya kemajuan teknologi di era ini memungkinkan siswa untuk bisa mengakses pembelajaran tanpa harus berada di lingkungan sekolah. Lewat metode pembelajaran jarak jauh, pembelajaran kini bergeser ke basis digital. Terjadilah peningkatan penggunaan teknologi atau digitalisasi dalam pendidikan di Indonesia secara signifikan.

Digitalisasi pendidikan lewat pembelajaran daring atau online learning telah menjadi alternatif utama bagi banyak sekolah dan perguruan tinggi dalam melangsungkan proses pembelajaran selama pandemi. Hal ini merupakan suatu keuntungan sekaligus tantangan besar yang melibatkan seluruh pihak, baik pemerintah, murid, guru, maupun orang tua. 

Di tahun ajaran 2022/2023, aktivitas pembelajaran sudah kembali normal. Menurut Kemendikbud (2022) sebagian besar sekolah di Indonesia diharapkan telah siap menjalankan pembelajaran tatap muka (PTM) sepenuhnya. Meskipun demikian, digitalisasi tetap menjadi bagian penting dalam pendidikan. Hal ini membuktikan bahwa pandemi mendorong dan mempercepat transformasi digital di era Revolusi Industri 4.0 pada bidang pendidikan.

Perubahan dinamika pembelajaran pasca pandemi pasti terjadi. Orientasi pembelajaran dari yang awalnya hanya mempelajari teori bergeser ke pembelajaran berbasis masalah atau problem-solving. Cara belajar yang berbasis digital juga masih diterapkan karena relevan dengan perubahan zaman. Lantas bagaimana cara menyikapi perubahan ini? 

Peran pengajar merupakan aspek yang sangat penting dalam menyikapi perubahan ini. Teknologi memiliki manfaat yaitu meningkatkan efektifitas sistem pendidikan, kualitas pembelajaran, serta mempermudah penyampaian informasi. Seorang pengajar dituntut untuk terus berinovasi dan memperbarui strategi pembelajaran demi meningkatkan kompetensi yang lebih relevan dengan era sekarang. Kehadiran pengajar juga penting untuk memberi pendidikan karakter, nilai-nilai positif bagi para murid. Peran pengajar seperti guru atau dosen tidak akan tergantikan secanggih apapun teknologi yang ada. Teknologi memainkan fungsi sebagai sarana yang membantu mencapai tujuan pendidikan.

Selain pengajar, murid juga dituntut untuk lebih proaktif dalam menyikapi era digital saat ini. Digitalisasi membuka kesempatan bagi murid untuk memperoleh ilmu tanpa adanya batasan ruang kelas. Sumber daya informasi dan pengetahuan menjadi lebih luas dan beragam. Literasi digital, yaitu kemampuan sesorang untuk memanfaatkan teknologi merupakan bekal yang penting untuk dimiliki. Pertumbuhan teknologi musti diimbangi dengan kemampuan berpikir yang cerdas, tanggung jawab, dan penggunaan yang bijak agar bisa menciptakan generasi muda yang berkualitas dan kritis. 

Salah satu bentuk aplikasi teknologi pada bidang pendidikan yang berkembang pesat di Indonesia adalah start up EdTech (Education Technology).  Perusahaan seperti Ruangguru, Pahamify, Zenius, dan sebagainya merupakan platform yang bertujuan untuk mempromosikan pendidikan dengan memberikan berbagai layanan materi pembelajaran secara online. Akibat pandemi, pengguna platform EdTech meningkat hingga 200% pada tahun 2021 (goodnewsfromindonesia.id). Data tersebut membuktikan banyaknya pelajar yang menggunakan layanan pendidikan berbasis teknologi tersebut.

Lalu bagaimana masa depan pendidikan Indonesia pada era digital ini? Menentukan kesiapan Indonesia dalam menghadapi digitalisasi tidak hanya berfokus pada sumber daya manusianya seperti pengajar dan peserta didik, tetapi juga memastikan sarana dan prasarana yang tersebar di Indonesia sudah merata dan memadai. Pemerintah juga perlu mengambil berbagai langkah kebijakan seperti menciptakan kurikulum yang memadai dan relevan dengan era digital sekarang ini. Hal ini tentu perlu didukung oleh seluruh elemen pendidikan, guna menciptakan masa depan pendidikan di Indonesia yang bisa mengikuti perkembangan zaman.

Referensi:

Azevedo, J. P. W. D., Rogers, F. H., Ahlgren, S. E., Cloutier, M. H., Chakroun, B., Chang, G. C., ... & Bergmann, J. L. (2021). The state of the global education crisis: A path to recovery.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun