Aku tak harus menjadi sebuah perahu untuk membantumu menyebrang ke daratan lain. aku tak harus menjadi seorang prajurit untuk selalu membuatmu aman. aku hanya akan menjadi diriku sendiri ketika kamu meminta saya lebih, aku bahkan tak mampu membenarkannya, aku tak bisa.
Perasaan ini selalu ada, ada dan ada… Saya bahkan tak mengetahui apa yang terjadi dengan perasaan ini. Haruskah saya membuangnya sementara kamu tau, kamu tak akan pernah pergi dari hidupku, pun untuk waktu yang tak lama, sedetik.
Apa yang special darimu, saya tak permah merasakan apa yang membuatmu begitu amat spesial dalam hati ini, duduklah dan dengarkan.. Andai kamu mengetahuinya walau hanya untuk terdiam, cukuplah kamu mengerti saya dan hanya sekedar untuk itu.
Begitu pandai kamu memiliki apa yang tak mereka miliki, saya kehilangan kamu untuk waktu yang lama, saya kehilangan kamu dalam hembusan debu yang berterbar tanpa sengaja, saya kehilangan kamu dalam nyanyian burung yang samar. Saya tak ingin kehilangan kamu untuk hal yang semu, saya ingin dekat dan selalu memandang wajahmu dengan jarak yang tak lebih dari sepanjang penggaris 30cm, begitu romantisnya kamu, dalam bayanganku.
Kenapa hanya tulisan yang saya coretkan dalam kenangan ini? karena kamu telah meninggalkan saya sendiri. Semburat jingga saat mentari terbenam hilang bersamanya, saya tak pernah melihatnya kembali, Indah yang tak sempurna, Indah yang menyakitkan, Indah yang membuat saya terluka, Indahnya kamu dan dirimu dalam ruang yang tak pernah terbaca oleh siapapun, Indahnya kamu dimataku.
Saya tak mampu membuang semuanya.. Jangan permainkan saya seperti ini, Saya tak akan pernah mampu membuat hati saya mengeras, Saya kehilangan kesadaran, saya kehilangan diri saya And I know this feeling won’t go away, I’ve loved you forever..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H