Perguruan Mathlaul Anwar Pusat Menes
Monumen Hidup
Monumen adalah bangunan atau tempat yg mempunyai nilai sejarah penting.
Untuk sekup lokal dan sebagai produk asli Banten ada 2 ormas yg konsern dalam dunia pendidikan. Al Khaeriyah di Banten utara dan Mathlaul Anwar di Banten selatan.
Terkhusus pasca kebijakan politik etis (medio 1900-an) yg disetujui Ratu Wilhelmina, Menes memang memiliki nilai histori yg amat dalam jika kita mencari perkembangan pendidikan di Banten, utamanya Banten selatan (terkait ini bisa baca artikel sy di kompasiana dgn judul; catatan tentang menes, sentra pendidikan di Pandeglang) bahkan Snouck Hurgronje (seorang orientalis kebangsaan Belanda) pernah bermukim di Menes untuk mempelari pendidikan Islam disini.
Bangunan ini (Perguruan Mathlaul Anwar Menes) adalah tonggak perkembangan pendidikan di Banten.
Dari sini lah kelak para santri yang menuntut ilmu tersebut, ketika rampung masa studi--pulang ke domisili asal atau diberi tugas mensyiarkan--lalu memperlebar sayap dakwah Mathlaul Anwar ke pelosok-pelosok Banten khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Untuk pelosok-pelosok Pandeglang dan Lebak saja ada ribuan madrasah dr semua tingkatan berdiri, belum untuk pelosok Lampung, Sumsel, Kalimantan, Sulawesi, Jabar, Maluku, dan se antero bumi pertiwi mereka yg memperlebar sayap dakwah via pendidikan diberi tantangan agar mencerdaskan kehidupan desa, membentuk karakter anak desa lewat pendidikan.
Bangunan ini adalah monumen hidup bagi perjuangan pejuang pendidikan. Turut berkontribusi utk mencerdaskan kehidupan bangsa, menjadi fundamen bagi kemajuan negara, mencipta generasi yg mencerminkan dan mengimplementasikan nilai-nilai agama.
Ia menjadi living monument, akan terus eksis, dan ia senantiasa mencerahkan.