Mohon tunggu...
Faiz Romzi Ahmad
Faiz Romzi Ahmad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa di Perguruan Tinggi Islam di Banten

Menulis adalah tanda bahwa kau pernah hidup

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Malcolm X: Dari Sosok Pendukung Segregasi Rasial Menjadi Aktivis Integrasi Sosial

20 Februari 2019   06:06 Diperbarui: 25 Februari 2019   05:47 1492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malcolm X ialah seorang Muslim Afro-Amerika juga aktivis Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat, Malcolm konsisten membela hak-hak sipil warga kulit hitam yang mengalami tindakan diskriminatif dari kulit putih.

Wacana keharmonisan dan kedamaian yang selama ini di kampanyekan oleh Amerika Serikat ialah satu hipokritis, karena realitanya kekerasan yang berujung pada kematian menimpa kulit hitam selama kurun waktu 400 tahun. Sikap sukuisme atau primordialisme menjadi alasan prinsipil untuk mengiyakan tindakan rasisme itu.

Fase awal kehidupannya dibawah tekanan. Masa belianya sangatlah suram, ancaman dan teror menghantuinya. Ayahnya terbunuh, Ibunya dikirim ke panti jiwa, ia dipisahkan dari anggota keluarganya. 

Sikap represif suku kulit putih atas dirinya dan keluarganya membentuk watak seorang Malcolm belia dan itu yang menjadikannya membenci suku kulit putih. Masuk usia remaja, Malcolm semakin sensitif terhadap kulit putih. 

Sensifitasnya di ekspresikan dengan cara merampas, merampok, dan mencuri harta kekayaan orang-orang kaya dari suku kulit putih. Ini dilakukan atas dasar latar belakang kehidupannya. 

Karena tindakannya itu seorang Malcolm masuk penjara, ia di hukum 8-10 tahun kurungan. Status sebagai seorang Muslim ia dapatkan dipenjara. 

Ia menerima doktrin-doktrin Nation of Islam, organisasi keagamaan yang mendukung kemandirian, kebebasan, kemerdekaan suku kulit hitam. Adalah Eiljah Muhammad sebagai pimpinan tertinggi yang membuat Malcolm menyatakan diri siap bergabung dengan Nation of Islam. 

Sehabis masa tahanan, Malcolm terjun langsung di organisasi keagamaan ini. Setiap khotbah di kuil-kuil ia aktif mengkampanyekan pemikiran-pemikiran Nation of Islam,  menyerukan bahwa kulit hitam mesti keluar dari zona kebodohan, pembebasan bangsa Afro-Amerika dari perbudakan kulit putih harus sesegera mungkin, kemandirian sektor ekonomi, sosial, politik yang harus dicapai dan menstigmakan setiap suku kulit putih adalah setan. 

Ia menjadi orator agamawan pembenci suku kulit putih. Malcolm menyatakan diri mendukung segregasi rasial, supremasi kulit hitam dan membolehkan tindakan rasisme pada kulit putih. I

a menegaskan bahwa rasisme pada kulit putih ialah hal yang lumrah dan segregasi rasial ialah jawaban bagi kaumnya atas 400 tahun tindakan diskriminatif kulit putih, yang selama ini merampas hak, kebebasan, kemerdekaan kulit hitam di Amerika. 

Seiring waktu ia menjadi singa podium dan sosok sentral di Nation of Islam, suaranya didengar, perintahnya dilaksanakan. Ini membentuk kekhawatiran bagi Eiljah karena Malcolm bisa menggeser posisi penting Eiljah di Nation of Islam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun