MTs dan MA Al-Mukhtar yang berlokasi di Kp. Arcamanik Desa Mekarmanik Kec. Cimenyan Kab. Bandung, hari ini, Selasa 1 Agustus 2023 mengadakan kegiatan rutin bulanan, yaitu pertemuan atau rapat dengan orang tua siswa. Kegiatan yang dihadiri puluhan bahkan ratusan orang tua siswa tersebut, merupakan agenda rutin untuk membahas mengenai perkembangan putra-putri mereka yang belajar di MTs dan MA.
Pertemuan tersebut sangat penting dalam rangka menjalin hubungan yang harmonis antara pihak madrasah dengan orang tua siswa. Sebab, selama ini masih banyak dijumpai orang tua yang menitipkan putra-putrinya begitu saja. “Ada di antara orang tua siswa mereka yang belum pernah melihat situasi sekolah atau madrasah tempat anaknya belajar. Oleh karena itu, forum ini rutin dilaksanakan setiap bulan” ujar Ustadz Dadan Hamdani, M.Ag. yang merupakan Kepala MA Al-Mukhtar.
Hal yang lebih menarik lagi dalam rapat rutin dengan orang tua tersebut, pihak MTs dan MA Al-Mukhtar mengundang pembicara dari kampus Universitas Islam Nusantara (Uninus), yaitu Dr. Faiz Karim Fatkhullah, M.Hum. Dalam keterangan yang disampaikan, Ustadz Dadan Hamdani, M.Ag. menyebutkan kehadiran pembicara dari kampus agar memberikan motivasi kepada orang tua siswa tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak.
Dr. Faiz Karim Fatkhullah dalam pertemuan tersebut membahas tentang kunci keberhasilan siswa dalam pendidikan. Menurutnya, minimal ada enam kunci keberhasilan pendidikan seorang anak, baik yang sedang sekolah, mondok di pesantren, atau kuliah di perguruan tinggi. Dr. Faiz sambil mengutip ungkapan yang terdapat dalam Kitab Ta’limu al-Muta’allim, menjelaskan enam itu secara terperinci yang menghabiskan waktu sekira satu jam. Pertama, siswa harus cerdas. Cerdas tidak hanya intelektual, tapi bisa cerdas secara linguistik, kinestetik, logik, fisik, matematik, musik, dan seterusnya yang dikenal dengan multiple intelegence. “Ada anak yang di kelas suka berceramah, pidato, ngomong. Artinya, keecerdasan linguistik si anak mendominasi. Teruslah dikembangkan, sebab boleh jadi di kemudian hari dia menjadi penceramah, orator, atau MC yang ulung, meskipun di bidang lain lemah, tidak mengapa! Ujar Dr. Faiz.
Kedua, harus semangat. Seorang siswa harus punya semangat untuk belajar. Terlebih guru harus yang lebih awal memiliki jiwa semangat. “Guru yang memiliki masalah di rumah tangga kemudian masuk kelas masih dengan wajah cemberut tanpa cahaya atau aura positif, mending jangan dulu masuk kelas sebab energi negatifnya akan memancar pula kepada siswanya” sebut Dr. Faiz.
Ketiga, harus sabar. Mendidik anak harus sabar sebab ia makhluk yang memiliki nafsu, keinginan, dan naluri yang bisa berontak. Mendidik anak tidak semudah mendidik anak ayam atau anak bebek.
Keempat, butuh biaya. Pendidikan memang saat ini dicover oleh dana BOS tapi tidak semuanya. Pakaian dan buku harus beli sendiri. Disampaikan oleh Dr. Faiz yang merupakan Ketua Yayasan Permata Al Hidayah Ciparay, bahwa pemerintah beserta pihak lain telah menggelontorkan banyak beasiswa, khususnya di perguruan tinggi, hanya saja aksesnya jarang yang diketahui oleh calon mahasiswa. “Jangan sampai ada anak kita yang memiliki semangat untuk kuliah di perguruan tinggi pupus gara-gara tidak memiliki biaya. Banyak macamnya beasiswa yang ada di perguruan tinggi, khususnya negeri. Tinggal bertanya atau buka aksesnya saja, insyaallah akan kita dapatkan” ujar Dr. Faiz.
Kelima, mengikuti petunjuk guru. Keenam, waktunya lama. Menuntut ilmu tidak hanya formal seperti SD enam tahun, SMP tiga tahun, dan seterusnya, tetapi long life education atau belajar sepanjang hayat sebagaimana Hadis Nabi saw. “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat”. Termasuk belajar, menurut Dr. Faiz, yaitu “Ibu-ibu menghadiri pengajian, majelis taklim, itu juga belajar”.