Mohon tunggu...
Faisyal Ichal
Faisyal Ichal Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Nama saya faisyal. Saya berasal dari bima.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Omek vs Anti Omek

16 September 2015   01:28 Diperbarui: 16 September 2015   02:24 1529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus (OMEK) merupakan organisasi-organisasi mahasiswa yang berada diluar kampus yang menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan softskill seperti cara berorganisasi, teknik komunikasi, organizer suatu kegiatan, relasi, mendalami agama dan lain sebagainya. Dalam sejarahnya, OMEK sudah begitu tenar namanya dari sejarah peradaban bangsa Indonesia dan begitu banyak melahirkan tokoh-tokoh nasional dulu sampai sekarang. Sebut saja wakil presiden indonesia, H Jusuf Kalla dan Menteri pendidikan dan kebudayaan, Anies Baswedan yang merupakan Alumni dari HMI serta masih banyak lagi tokoh nasional maupun daerah yang juga pernah mengecam pendidikan dari organisasi-organisasi pergerakan yang berada diluar kampus seperti KAMMI, PMII, GMNI, dan lain-lain.

"Beda zaman beda cerita", mungkin itu adalah ungkapan yang pantas untuk menggambarkan kehidupan berorganisasi dikalangan mahasiswa saat ini. Semangat berorganisasi yang sangat rendah, sikap apatis, menipisnya daya kritis dan kepekaan sosial menjadi gambaran mahasiswa saat ini "yang katanya agen perubahan". Sebenarnya Keberadaan Organisasi-organisasi sangat membantu mahasiswa dalam mempelajari banyak hal yang belum tentu didapatkan sewaktu kuliah. Akan tetapi, anggapan miring dan pola pikir mahasiswa yang cenderung apatis mengikis minat sebagian mahasiswa untuk melihat dunia diluar perkuliahan. Bahkan tak sedikit mahasiswa yang menganggap bahwa Organisasi-organisasi mahasiswa yang ada diluar kampus suatu perkumpulan yang sesat dan dapat mengganggu kelancaran studi. Memang pandangan yang terakhir bisa menjadi benar, karena sejatinya kehidupan berorganisasi tentu akan menyita banyak waktu. Tetapi sebagai mahasiswa yang sudah menyandang gelar sebagai kaum intelektual seharusnya hal ini bukanlah menjadi alasan yang kuat jika bisa melakukan manajemen waktu yang baik.

Terlebih lagi muncul istilah ANTI OMEK atau kumpulan mahasiswa yang tidak menyukai organisasi yang berada diluar kampus dan hanya mengikuti kehidupan didalam kampus karena menganggap bahwa OMEK dapat membahayakan kehidupan dalam kampus jika menerima amanah dalam kehidupan organisasi di dalam kampus. Sehingga muncullah Istilah OMEK VS ANTI OMEK yang menjadi salah satu issu turunan yang begitu populer dikalangan mahasiswa. Terutama mahasiswa yang menyukai kehidupan berorganisasi. Kemunculan istilah ini memang memberi kesan adanya persaingan ketat antara mahasiswa yang mengikuti organisasi yang berada diluar kampus dan ANTI OMEK. Salah satu fakta yang tidak bisa terbantahkan yang menunjukan adanya persaingan ini adalah perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi dalam kampus baik tingkat Himpunan Mahasiswa Jurusan maupun Lembaga Semi Otonom (LSO) yang tidak memperbolehkan mahasiswa yang mengikuti organisasi luar kampus untuk menjadi Ketua Umum. Tentunya aturan ini merebut sebagian besar hak mahasiswa.

Persaingan ini tentunya memunculkan issu-issu miring terhadap suatu organisasi yang akan berpengaruh buruk terhadap mahasiswa. Dampak yang bisa saja terjadi yaitu munculnya anggapan buruk terhadap kehidupan berorganisasi sehingga minat berorganisasi menurun yang tentunya akan berujung pada menurunnya kualitas mahasiswa. Sehingga lahirlah generasi-generasi yang tunduk kebijakan tanpa melakukan peninjauan atas landasan dasar dari pembentukan kebijakan tersebut. Generasi-generasi apatis yang tidak mau tahu tentang lingkungan sekitarnya karena sudah lama terkurung dalam sangkar perkuliahan yang tak berjendela dan meninggalkan jati dirinya sebagai makhluk sosial.

Melihat kenyataan ini tentu sudah saatnya untuk berbenah. Transparasi antar organisasi mahasiswa maupun dengan jajaran birokrat sudah saatnya untuk ditegakan. Mengenyampingkan kepentingan sendiri dan meniadakan batasan-batasan yang merebut hak dari sebagian mahasiswa sudah seharusnya dilakukan. Sehingga muncul kebebasan beroraganisasi dikalangan mahasiswa, muncul mahasiswa sejati yang berpegang teguh pada sumpah mahasiswa, dan muncul generasi penerus bangsa yang menjanjikan.

ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun