Mohon tunggu...
Faisol  rizal
Faisol rizal Mohon Tunggu... Freelancer - akademisi, penulis lepas

Berbahagia dengan Membaca, Berbagi dengan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Buanglah Waktu dan Informasi pada Tempatnya

31 Mei 2021   16:59 Diperbarui: 31 Mei 2021   17:51 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (Sumber: Pexels.com/Ian Beckley)

Seringkah kita mempertanyakan kenapa perjuangan hidup kita terasa lebih berat jika dibandingkan denga orang lain? Jika jawabannya adalah iya, bisa jadi memang hidup kita lebih berat.

Entah karena masalah yang kita hadapi lebih kompleks atau strategi yang dipilih untuk menghadapi masalah kurang tepat sehinggga membuat masalah tersebut berlarut-larut atau malah semakin besar.

Bisa jadi juga itu hanya perasaan kita saja. Sebenarnya perjuangan hidup kita tidak lebih berat dari orang lain, tetapi cara mengekspektasikan hidup kita yang agak curang. Jangan pernah menganggap bahwa kita hidup diatas bumi sebagai dalang dan menjadikan dunia kecil kita seperti urusan kantor, sekolah, bisnis, dan reputasi sebagai wayang yang bisa kita atur semau kita.

Saya yakinkan bahwa semua hal tersebut ada diluar kendali kita dan kita hanya diberi porsi untuk berusaha semaksimal mungkin meng-handle-nya. Perjuangan tidak seperti jalan tol. Jalan bebas hambatan yang diatur sedemikian rupa seperti jalur, lebar, marka, mobil berat di lajur kiri, batas kecepatan, jalur darurat, dan hal lain yang menjamin kelancarandan keamanan perjalanan.

Malah sepertinya perjuangan itu seperti jalan non-tol. Meskipun tetap terdapat rambu-rambu yang harus dipatuhi oleh pengendara, tetapi faktanya si pengemudi harus punya banyak rambu-rambu pribadi dalam benaknya.

Bayangkan saja andaikan pengelola jalan harus bikin tulisan awas dengan lampu sign emak-emak, hati-hati banyak anak-anak rebutan layang-layang, dan sebagainya yang sering muncul menjadi kejutan jalanan, maka akan terbayangkan betapa beratnya jadi pengelola jalan.

Oleh karena itu, demi keselamatan dan kelancaran perjalanan, si pengemudi yang harus memiliki kepekaan sembari menikmati pengalaman, pemandangan, dan pelajaran yang tidak didapatkan di jalan tol.

Sekarang coba kita kaitkan ilustrasi jalan tol dan non-tol tadi dengan kehidupan kita sehari-hari. Andaikan bisa memilih, pasti kita menginginkan hidup yang lancar bebas hambatan seperti mobil yang melaju di jalan tol kan?

Tender tembus terus, karyawan pada nurut semua, punya atasan yang moodnya konsisten, semua pelanggan ndak ngeyel, dan lain sebagainya. bayangin itu saja udah bisa bikin seneng apalagi kalau kesampaian.

Nah, lewat tulisan ini saya menyarankan anda sekalian untuk mulai menghentikan lamunan-lamunan seperti itu mulai dari sekarang karena faktanya hidup yang seperti itu memang tidak ada. Justru sebaliknya, hidup penuh dengan kejutan. Semisal ada hidup seperti itu pun saya yakin bakal tidak banyak pengalaman dan pelajaran yang didapatkan.

Setelah lamunan hidup bak jalan tol itu hilang, mari kita bersepakat dan menyatukan frekuensi bahwa hidup yang kita jalani penuh dengan tantangan bahkan hambatan yang terkadang bisa membuat kita insecure. Benar kan? Saya yakin semua akan mengamininya.

Penulis artikel ini, pembancanya, editornya, sampai yang tidak membaca artikel ini pun saya yakin juga mengalaminya. Maka jelas untuk digarisbawahi bahwa dalam hidup, kita semua memiliki kesamaan sebagai obyek tantangan dan hambatan.

Memaksimalkan informasi dan waktu

Sekarang kita sudah bersepakat bahwa setiap orang menghadapi tantangan dan hambatan masing-masing di setiap langkahnya. Kita juga sewajarnya tidak merasa heran jika dimana-mana orang merasa berat memperjuangkan pencapainnya.

Faktanya, curhatan sampai keluhan mengenai perjuangan seseorang atau mungkin kita sendiri seringkali terjadi. Bahkan tidak mengenal gender, usia, dan pekerjaan. Curhatan dan keluhan seperti itu rata terdengar baik dari laki-laki atau perempuan, tua atau muda, di dalam gedung atau jalanan.

Setelah sadar bahwa sebenarnya perjuangan semua orang tidak selancar jalan tol, maka tidak alasan bagi seseorang untuk merasa apa yang ia hadapi lebih berat. Semua yang kita hadapi sama-sama beratnya dan harus tetap diperjuangkan sampai tetes keringat penghabisan.

Lantas, setelah merasa senasib dan seperjuangan, apakah ada hal lain yang bisa membuat kita menjadi lebih baik?

Ada, yaitu mengelola informasi dan waktu. Dua hal ini saya muat dalam artikel ini sebagai sesuatu yang harus diperhatikan oleh seseorang. Meskipun banyak selain dua hal ini yang penting juga diperhatikan, informasi dan waktu merupakan sumber daya yang relatif bisa dimiliki dan diatur oleh setiap orang.

Informasi

Kita sudah berada di era informasi. Perkembangan teknologi dan media sosial memudahkan kita untuk mencari informasi tentang apapun bahkan informasi yang tidak kita inginkan bisa muncul begitu saja. Terkait dengan perjuangan hidup yang keras bak di jalan raya, maka sudah seharusnya setiap orang memfilter informasi yang diterimanya.

Tidak usah muluk-muluk takut jadi korban hoax dan berita bohong. Membuka sosial media yang berisi update-an teman yang membagikan pencapainnya di tengah pencapaian kita yang masih kita anggap gitu-gitu aja saja bisa membuat minder, tidak percaya diri, dan insecure.

Padahal, kita sudah bersepakat bahwa dibalik pencapaian pasti ada perjuangan dan hambatan yang mungkin kita tidak tahu. Maka kita harus pintar-pintar memilah dan meilih informasi karena kata-kata, foto, video, dan konten-konten lainya yang berlalu-lalang dihadapan kita bisa menjadi informasi yang akan mempengaruhi mood dan pekerjaan  kita.

Waktu

Setiap orang terikat waktu yang sama persis, yaitu 24 jam dalam sehari. Kemudian setiap orang membagi waktunya masing-masing sesuai dengan kebutuhannya. Artinya, semua orang memiliki peluang dan kesempatan yang sama. Selebihnya tinggal melihat apakah kesempatan dan peluang tersebut dimanfaatkan dengan baik atau tidak.

Kalau kita balik lagi ke masalah perjuangan keras bak di jalan raya tadi, maka waktu adalah salah satu kunci yang harus kita pegang. Waktu tidak bisa diulangi dan hanya bisa kita bagi. Maka disaat memperjuangkan pencapaian kita, prioritaskan lah waktu untuk hal yang terpenting dalam hidup.

Seasyik apapun bersosmed, youtube-an, rebahan, dan nonton drama korea, jangan sampai keasyikan tersebut sedikitpun mengganggu pekerjaan utama kita. Buang-buanglah waktu pada tempatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun