Mohon tunggu...
faisol akbar
faisol akbar Mohon Tunggu... Petani - Masih kuliah di prodi PAI

IAIN JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Berbasis Hati di Masa Pandemi

5 Maret 2021   18:51 Diperbarui: 5 Maret 2021   19:03 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sudah hampir satu tahun usia pandemi Covid-19 masuk di Indonesia. Pandemi covid-19 hampir melumpuhkan aktivitas masyarakat di segala sektor, baik dari ekonomi sampai pendidikan. Kondisi ini membuat sebagian masyarakat panik dan bingung atas apa yang harus dilakukan setelah perekonomian mereka menurun drastis dengan adanya pandemi. Dari sektor pendidikan banyak guru, siswa, ataupun orang tua yang bingung dengan pembeajaran daring karena kendala kurangnya pengetahuan tentang teknologi ataupun rendahnya taraf hidup ekonomi masyarakat.

Dalam kondisi pandemi seperti ini, pemerintah sudah banyak melakukan upaya seperti; mengeluarkan kebijakan PSBB sampai kondisi sekarang new normal, kebiajakan work form home, ataupun pembelajaran dengan sistem daring. Namun masih banyak kekurangan-kekurangan yang perlu diperhatikan oleh masyarakat ataupun pemerintah. Khususnya dalam bidang pendidikan, masih banyak kendala-kendala yang dialami masyarakat, dan dampak yang paling dirasakan adalah terhadap, masyarakat yang tinggal di daerah pelosok ataupun daerah yang sulit dijangkau seperti pegunungan  

Permasalahan atau kendala yang dialami negara Indonesia, membuktikan bahwasanya Indonesia kurang dalam menyiapkan persiapan untuk menghadapi pandemi Covid-19 dengan segala kemungkinan yang akan terjadi. Tentunya masyarakat dan pemerintah harus saling bekerja sama untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi saat ini. dengan bekerjasama, terbangun sebuah relasi yang harmonis diantara keduanya, dan membentuk kepercayaan yang erat antar keduanya.

Sektor pendidikan adalah salah satu sektor yang banyak menghadapi kendala pada masa pandemi saat ini. Pendidikan di Indonesia tergolong masih belum maksimal dalam menjalankan pembelajaran dengan sistem daring. akan tetapi sebagian masyarakat ataupun dari pihak lembaga pendidikan sudah mampu mengatasi masalah tersebut. Seperti halnya banyak lembaga pendidikan yang sudah menurunkan pendidik atau guru untuk membuat kelompok belajar dengan melaksanakan protokol kesehatan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya atau solusi jika ada siswa yang tidak memiliki daya beli yang cukup untuk mempunyai handphone ataupun PC yang digunakan untuk pembelajaran sistem daring. Dengan keadaan yang carut marut, hal ini sudah memberikan efek yang positif bagi masyarakat.

Masalah mengenai pembelajaran daring tak berhenti di situ saja, ada beberapa keluhan-keluhan dari siswa mengenai cara mengajar dari seorang guru. Beberapa menyebutkan bahwasanya sebagian guru hanya memberikan tugas saja ketika KBM berlangsung. Sangat disayangkan jika masih banyak dari pengajar kita menyalah gunakan kewenangannya sebagai seorang guru. Di masa pandemi seperi ini keprofesionalan dari seorang guru sangat diuji. Bagaimana guru harus memberikan yang terbaik di setiap KBM berlangsung. Menyiapkan dengan matang materi, media serta strategi ataupun metode yang digunakan adalah salah satu cara bagi seorang guru agar, ketika KBM berlangsng dapat berjalan dengan baik.

Dengan adanya pandemi seperi ini, pendidikan di Indonesia berevolusi menjadi sesuatu yang mungkin dapat dikatakan sebagai pembaharuan. Pembaharuan ini perlu didukung oleh beberapa elemen yang nantinya akan ikut berperan dalam pelaksanaannya. Elemen-elemen tersebut tentunya meliputi masyarakat, lembaga pendidikan, dan pemerintahan. Ketiga elemen tersebut harus bekerja sama untuk menyongsong arah pendidikan di Indonesia. Karena apa ?, karena pendidikan di Indonesia masih tertinggal jauh dengan pendidikan di negara lain. kita tidak perlu menduplikat sistem pendidikan di negara lain, cukup dengan memberikan dorongan dan melakukan perubahan pada SDM yang ada di Indonesia.

Banyak pertanyaan yang timbul terkait apa yang dibutuhkan oleh negara kita, karena di Indonesia tidak kekurangan oleh orang-orang yang pintar dalam bidangnya bahkan banyak akdemisi yang bergelar profesor lulusan luar negeri ataupun dalam negeri. Seharusnya, dengan SDM seperti itu dapat mengantarkan Indonesia menjadi negara yang maju di mata negara lain. tapi, apa penyebab Indonesia masih stagnan dengan kondisinya meskipun banyak memiliki SDM yang mumpuni dalam bidangnya.

Banyak pertimbangan disini, apakah fungsi pendidikan di Indonesia sudah sesuai dengan definisi pendidikan itu sendiri. Mungkin kata pendidikan sudah sangat familiar di telinga kita, dengan slogan memanusiakan manusia. Entah slogan tersebut masih digunakan atau tidak, karena banyak sekali bukti mengungkapkan bahwasanya sebagian penjahat di negara kita adalah orang orang akademisi yang menggunakan kecerdasannya untuk mnyengsarakan orang-orang yang ada dibawah dan mengambil keuntungan disana.

Melihat hal tersebut, ada sebagian orang berpikiran bahwa Indonesia tidak membutuhkan adanya pendidikan. Pendidikan hanyalah beban yag akan menyusahkan setiap masalah keluarga. Out put yang keluar dari pendidikan akan mnjadi sesuatu yang menakutkan jika tidak dikontrol dengan benar. Haus akan kekuasaan dan selalu ingin mencari untung membuat beberapa out put pendidikan menghalalkan segala cara untuk mencapainya.

Terkait adanya kontra terhadap pendidikan, tentunya ada sebagian yang pro terhadap pendidikan dan merasa bahwa pentingnya pendidikan di Indonesia. Sebagai bentuk untuk menciptakan manusia-manusia yang memiliki keterampilan di bidangnya. Indonesia sangat memerlukan tenaga yang ahli dalam bidangnya, baik dari sektor pendidikan, kesehatan, politik, ekonomi, dsb. Inilah alasan di Indonesia masih ada pendidikan dan banyaknya lembaga pendidikan yang didirikan oleh negeri ataupun swasta. Mereka, saling berlomba-lomba untuk mendirikan lembaga yang dapat menjadi naungan masyarakat agar menyekolahkan anak-anaknya.

Terlepas dari pro kontra masyarakat tentnag pendidikan, alangkah baiknya jika kita merenungkan sejenak, tentang apa yang diperlukan pendidikan di Indonesia agar nanti output yang dikeluarkan menjadi sebenar-benarnya manusia. bukan hanya sekedar menghasilkan output dengan nilai tinggi namun output yang mempunyai budi luhur dan pekerti. Dengan apa kita membenahinya ? pertanyaan tersebut banyak muncul di tengah masyarakat. Kita ambil contoh negara yang pernah menjajah kita yakni Jepang. Di Jepang anak SD atau usia 7-12 hampir kalah akan pengetahuannya dengan anak SD di Indonesia. Hal ini terjadi karena pendidikan  di Jepang lebih mengutamakan attitude ketimbang ilmu pengetahuan. Di sana mereka lebih banyak diajarkan dan dibentuk karakternya menjadi siswa yang disiplin, seperti halnya mengantri, membersihkan toilet, dsb. Sementara di negara kita, anak SD sudah dicekoki dengan banyaknya mata pelajaran yang harus mereka kuasai dan kebanyakan dari pendidikan kita lebih mengutamakan nilai ketimbang attitude itu sendiri. Jadi jangan kita tanyakan lagi jika banyak tersangka korupsi adalah orang orang yang memliki gelar akademisi yang tinggi. Inilah yang menjadi perbedaan antara pendidikan kita dengan negara lain.
Pentingnya pembentukan karakter siswa lebih diutamakan dibanding dengan pengetahuan, meskipun kita juga tidak boleh meninggalkannya. Apa yang dibutuhkan sekarang adalah bagaimana pengajar memberikan suatu kesan dalam setiap pembelajaran. Terutama pada masa pandemi saat ini, disaat kondisi ekonomi melemah, carut marutnya pendidikan, ricuhnya para elit politik, dan masih banyak lagi masalah yang belum diselesaikan oleh negara, seorang guru idelanya memberikan motivasi yang dapat menyentuh hati setiap siswa ketika KBM berlangsung. Tugas guru bukan hanya sekedar transfer of knowledge tapi di dalam KBM seorang guru juga harus bisa memasukkan unsur the value terhadap anak didiknya. Dengan adanya nilai-nilai kehidupan yang disampaikan oleh guru, ada kemungkinan siswa yang diajar akan termotivasi, terbentuk karakternya, dan tetap bersemangat meskipun belajar pada saat pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun