Mohon tunggu...
faisol akbar
faisol akbar Mohon Tunggu... Petani - Masih kuliah di prodi PAI

IAIN JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Murid Nakal atau Guru Tak Paham

24 Maret 2020   21:27 Diperbarui: 10 April 2020   21:44 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan adalah usaha sadar manusia untuk merubah dirinya dari kondisinya yang kurang baik menjadi baik. Terdapat beberapa elemen yang harus ada dalam pendidikan, yakni ; pendidik, peserta didik, tempat, waktu, dan materi. 

Pendidikan sendiri bisa kita bagi dalam dua kategori. Pertama pendidikan secara universal dan pendidikan secara khusus. Tentunya elemen pendidikan secara universal berbeda dengan pendidikan secara khusus. 

Misalkan dalam elemen pendidik, pendidik dalam pendidikan secara universal tidak dibatasi, siapa saja bisa menjadi seorang pendidik. Sementara pendidik dalam arti khusus harus memiliki kriteria-kriteria tertentu untuk menjadi seorang pendidik. Begitupun dengan elemen-elemen lainnya. 

Salah satu unsur yang berperan sangat penting dalam pendidikan ialah seorang pendidik, karena pendidik berinteraksi secara langsung dengan peserta didik. 

Dalam kegiatan pembelajaran pendidik harus bisa membuat suasana nyaman agar peserta didik bisa merasakan kenyamanan, sehingga peserta didik mampu menguasai materi dengan baik. Bukanlah hal mudah untuk menjadi seorang pendidik, selain membuat rasa nyaman, pendidik juga harus mengerti keadaan seorang siswa. 

Setiap siswa memiliki kondisi atau keadaan yang berbeda. Dengan adanya perbedaan tersebut, guru atau pendidik harus bisa memahami setiap keadaan atau kondisi siswanya. 

Kondisi ini hendaknya digunakan guru untuk lebih dekat dengan siswanya. Guru yang memiliki hubungan dekat dengan siswanya, akan menciptakan kemistri yang baik  antar keduanya. 

 Ada siswa yang sula belajar dengan cara visual, ada siswa yang suka belajar dengan audio, dan ada siswa yang suka belajar dengan cara langsung memparaktikannya. Semua itu harus diperhatikan oleh guru, bagaimana guru bisa memberikan materi secara maksimal agar siswanya memahami apa yang disampaikan. Tak jarang  siswa tidak paham dengan apa yang disampaikan dikarenakan cara guru dalam menjelaskan selalu monoton. Harus ada variasi dalam pembelajaran agar siswa tidak merasakan bosan dan bisa memahami materi yang disampaikan dengan baik.

setiap siswa pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing. Oleh karenanya guru tidak boleh memvonis seorang siswa sabagai siswa yang bodoh atau nakal.

Jika ada seorang siswa yang tidak pandai dalam bidang matematika maka guru tidak boleh mengecap siswa tersebut sebagai siswa yang bodoh, karena memang ada siswa yang tidak pandai dalam hal logika namun memiliki kelebihan dalam hal menguasai bahasa. 

Misalkan ada seorang siswa yang dianggap nakal oleh gurunya, padahal siswa tersebut memiliki IQ yang sangat tinggi, dikarenakan guru tersebut tidak memahami kondisi siswanya dan salah kaprah dalam  memahami siwanya, secara sepontan guru tersebut mevonis siswanya sebagai murid yang nakal, padahal siswa tersebut memiliki potensi untuk berprestasi. Karena siswa tersebut tidak mampu mengendalikan dirinya guru tersebut memvonisnya sebagai siswa yang nakal yang membuat siswa tersebut merasa bahwa dirinya memang tidak mampu dan tidak mau mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Hal ini tentunya memberikan gambaran kita bahwa pemahaman seorang guru terhadap siswanya begitu penting untuk dipelajari. Bahkan guru harus menjadi pembaca kelas berat untuk mengupgrade pengetahuannya khususnya dalam bidang psikologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun