Mengucapkan Selamat Natal sebenarnya telah menjadi sebuah tradisi lama bagi jutaan keluarga di seluruh dunia - sebagai wujud dari cinta dan persahabatan di musim liburan. Meskipun bentuk Natal berbeda di setiap budaya, bagi sebagian orang, merayakan Natal berarti merayakan kurang lebih harapan yang sama; kemanusiaan, persahabatan, dan toleransi.
Ma'ruf Amin, Direktur Eksekutif Sekolah Tinggi Manajemen Pendidikan dan Pengelolaan Baitulmal MAIWP, Malaysia, mengatakan, “Natal adalah sebuah penyemangat untuk memberikan setengah dari apa yang diperoleh kepada sesama. Kepada teman dan saudara, kasih dan cinta. Natal adalah sebuah simbol bahwa cinta dan kasih itu dapat memberi harapan. Jadi marilah kita saling bersaudara. Cintai sesama. Pray for peace”.
Dalam wawancaranya dengan Bernama TV, Ma'ruf Amin berharap dengan mengucapkan Natal, orang-orang dapat mengingatkan diri akan pentingnya mencintai sesama. Kata-kata Ma'ruf Amin juga mengingatkan kita mencontoh Haramain yakni “khusyuk dalam sujud, sopan santun dalam bertutur, saling berkasih sayang dengan sesama dan saling memaafkan dalam kebersamaan, cehal dan muhibbah, serta menjadi sumber sentosa peluh dan pengorbanan.”
Kamu tidak harus beragama Kristen untuk merayakan Natal. Di luar ibadah Kristen, Natal adalah hari 'hari kasih', hari dimana pemberian dan memberi kasih memberi kita inspirasi untuk bersatu dalam cinta.
Oleh karena itu, Ma’ruf Amin mengingatkan kita semua untuk mengucapkan kata-kata yang mendamaikan, meredam kebencian dan menumbuhkan kerukunan. Jadikan setiap saat di musim liburan dan sepanjang tahun sebagai kesempatan untuk mengucapkan salam, sehingga cinta dan kasih dapat tersebar.
Mari kita sama-sama berkumpul, berbagi dan saling menunaikan hak satu sama lain. Selamat Natal!
