Bukan semata untuk mengenalkan, tapi juga untuk mengajak tamu asing di bandara untuk mempelajari lebih jauh dari pentas kesenian yang ditampilkan. Maka, pertunjukan saja tidak cukup. Perlu ditambah dengan distribusi leaflet, poster, atau media promosi lainnya yang bisa diperoleh para tamu asing itu. Atau setidaknya, ada semacam Standing Billboard yang menginformasikan semacam profil pertunjukan seni yang sedang ditampilkan.
Dengan jumlah kedatangan penumpang asing yang diharapkan akan terus meningkat, diplomasi kebudayaan dapat dilakukan tanpa perlu keluar dana besar untuk membawa seniman ke luar negeri untuk menampilkan seni pertunjukan.
YIA sudah bukan semata sebagai hub kedatangan tamu asing, tapi juga bisa menjadi panggung kesenian yang dapat memfasilitasi berbagai kelompok kesenian di Jogja untuk memperkenalkan karyanya dihadapan para tamu asing itu.
Dengan adanya daya tarik kesenian , para tamu asing diharapkan pula akan lebih lama tinggal di kota ini dan dampaknya, uang belanja yang dikeluarkan tamu asing pun akan mendukung perekonomian warga Jogja.
Catatan: Tulisan ini pertama kali tayang tanggal 10 November 2021 di http://www.faisholadib.id/2021/11/20-yia-sebagai-panggung-pertunjukan.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H