Gender Equality atau dalam bahasa Indonesia yaitu Kesetaraan gender merupakan salah satu isu yang mendapat perhatian serius dari berbagai kalangan di seluruh dunia, salah satunya dari kalangan para mahasiswa. Para mahasiswa menganggap kesetaraan gender sebagai fondasi yang krusial dalam hal mencapai sila kedua Pancasila, yakni masyarakat yang adil dan beradab.Â
Sebagai contoh, mahasiswa sebuah Institut di Jakarta Pusat, Insitut STIAMI memiliki seorang dosen yang aktif dalam menyuarakan kesetaraan gender. Dia adalah dosen mata kuliah Penulisan Berita bernama Geofakta Razali atau yang biasa dikenal sebagai Pak Geo. Menurutnya, setiap individu, tanpa memandang gender, seharusnya memiliki kesempatan dan posisi yang sama dalam hal pendidikan, dan pekerjaan serta berbagai aspek kehidupan lainnya.
Dibawah pengajaran Pak Geo, para mahasiswa percaya bahwa kesetaraan gender bukan hanya hak asasi manusia, tetapi juga merupakan bentuk kebijakan yang cerdas dan membuka luas kesempatan yang selama ini tertutup oleh pandangan masyarakat. Para mahasiswa Insitut STIAMI juga meng-highlight peran penting aspek pendidikan dalam hal menyuarakan kesetaraan gender.Â
Mereka percaya bahwa melalui aspek pendidikan yang berpemikiran terbuka dan berbasis kesetaraan gender, stereotip dan prasangka gender dapat diatasi, terutama jika dilakukan secara serentak. Dalam lingkungan kampus, mahasiswa dan para dosen aktif mengadakan kegiatan-kegiatan edukatif dan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender.
Selain itu, mahasiswa Institut STIAMI juga mengutuk kekejaman dan kejahatan berbasis gender yang masih marak terjadi di Indonesia, bahkan dunia. Hal yang dapat mereka lakukan salah satunya adalah menuntut perlindungan yang lebih baik bagi korban kekerasan gender dan mengkampanyekan betapa pentingnya mendukung para korban untuk berbicara dan melaporkan tindakan kekerasan yang mereka alami.Â
Karena yang masih banyak terjadi di Indonesia ini adalah justru warga bersikap skeptis atau mempertanyakan kebenaran dari cerita para wanita korban kekerasan. Mindset seperti inilah yang menjadi target para mahasiswa untuk diubah dan dihilangkan untuk membangun keberanian para korban kekerasan untuk bercerita dan mengadu.
Kesimpulannya, dari kacamata para mahasiswa tentang kesetaraan gender mencerminkan tekad mereka untuk mengubah dunia menjadi tempat yang lebih adil, nyaman, setara, dan terbuka. Mereka berkomitmen untuk terus berjuang melawan ketidaksetaraan gender seperti Patriarki, Matriarki, Feminisme, dan Maskulinisme.Â
Mereka juga aktif dalam mendukung segala bentuk upaya untuk menciptakan masyarakat yang lebih menghargai dan menghormati pada setiap individu, tanpa memandang gender. Dengan adanya peran kunci dari mahasiswa ini, diharapkan mampu mengubah sedikit demi sedikit paham dan menghilangkan segala jenis stereotip yang menganggu kesetaraan gender di Indonesia maupun di belahan negara lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H