Mohon tunggu...
Faisha Aprilia R.A
Faisha Aprilia R.A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif di Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Tanjungpura

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Relevansi Teori Aliran Monetaris di Era Digital: Uang Elektronik

5 November 2023   12:33 Diperbarui: 5 November 2023   12:40 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam era digital yang semakin berkembang, terjadi perubahan signifikan dalam konsep uang. Uang kertas dan logam yang kita kenal sebagai bentuk mata uang bukanlah satu-satunya bentuk mata uang yang beredar. Uang elektronik atau uang digital telah muncul sebagai pemain utama dalam ekosistem pembayaran modern. Uang elektronik adalah bentuk uang yang tersimpan dalam format elektronik, memungkinkan penggunaannya untuk transaksi online atau melalui perangkat elektronik seperti kartu debit dan aplikasi pembayaran digital. Contoh-contoh uang elektronik meliputi kartu kredit dan dompet elektronik (e-wallet).

Menurut Djojohadikusumo (1991), para ekonom dari aliran moneteris ini menyerang pandangan dari aliran Keynesian, terutama menyangkut penentuan pendapatan yang dinilai tidak benar oleh mereka. Kaum moneteris menghendaki agar analisis tentang penentuan pendapatan memberi penekanan pada pentingnya peranan jumlah uang beredar (money supply) di dalam perekonomian. Teori aliran monetaris menekankan pentingnya jumlah uang beredar dalam perekonomian dan pengaruhnya terhadap tingkat inflasi dan aktivitas ekonomi. Dalam konteks uang elektronik, teori ini tetap relevan meskipun uang tidak lagi hanya dalam bentuk fisik. Pengaruh kebijakan moneter dan tindakan otoritas moneter terhadap uang elektronik tetap menjadi fokus. Kebijakan yang mengatur jumlah uang elektronik yang beredar dan suku bunga elektronik mempengaruhi aktivitas ekonomi secara keseluruhan. 

Penggunaan uang elektronik membawa sejumlah manfaat yang signifikan. Pertama, ia membawa kemudahan aksesibilitas serta memungkinkan transaksi global tanpa terbatas oleh hambatan fisik. Kedua, transaksi dengan uang elektronik cenderung lebih cepat dan efisien jika dibandingkan dengan penggunaan uang tunai yang memerlukan pertukaran fisik. Namun, sejalan dengan keuntungan-keuntungan tersebut, terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Keamanan dan perlindungan privasi menjadi faktor kunci mengingat sifat elektronik yang rentan terhadap risiko keamanan cyber. Selain itu, masalah regulasi dan kebijakan juga turut mempengaruhi penggunaan dan pertumbuhan uang elektronik. Dalam kerangka teori aliran monetaris, otoritas moneter harus mempertimbangkan uang elektronik sebagai bagian integral dari jumlah uang beredar dan mengawasi pengaturannya sesuai dengan kondisi ekonomi saat ini. Hal ini termasuk mengukur dampaknya terhadap tingkat inflasi dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

Relevansi teori aliran monetaris dalam era digital, terutama dalam konteks uang elektronik, menegaskan bahwa prinsip-prinsip ekonomi moneter dasar masih berlaku. Meskipun uang tidak lagi hadir dalam bentuk fisik, penting untuk memahami dampak dari kemajuan teknologi terhadap sistem keuangan, dan mengubah kebijakan moneter untuk sesuai dengan realitas baru ini. Dengan pendekatan yang bijaksana dan penyesuaian yang tepat, uang elektronik bisa menjadi alat yang kuat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di era digital. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun