Mohon tunggu...
Faisal yamin
Faisal yamin Mohon Tunggu... Nelayan - Belajar menulis

Seorang gelandangan pikir yang hobi baca tulisan orang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Jadi Benalu

6 Maret 2021   20:12 Diperbarui: 6 Maret 2021   20:18 10711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada bahasa yang masih saya ingat. Dan ini mungkin suda cukup lama disampaikan. Sepertinya saya masih kanak-kanak.

"Jika hidup seperti benalu, maka tak usah hidup. Kau jangan sekali-kali jadi benalu." Ucap kakek saya.

Dulu, saya belum paham apa itu benalu. Jadi saya tidak memahami ucapan itu. Saya cuek dan tidak memikirkan pesan itu.

Sampai pada suatu malam, ada teman saya yang bilang begini ke saya.

"Sepertinya kau harus kembali mengingat setiap ucapan yang disampaikan di waktu lampau. Bisa jadi itu baik, saat itu kau belum paham dan saat ini kau lebih paham. Setiap perjalanan adalah guru."

Dari situ, saya kemudian memutuskan untuk merombak-rombak ucapan yang masuk dan sudah tertimbun lama di dalam tempurung kepala. Alhamdulillah, saya menemukan pesan yang dulu tidak dianggap, namun kini dan nanti saya anggap berharga.

Sudah pasti kita tahu benalu. Iya, tumbuhan liar yang tumbuh dan menjuntai di setiap pohon besar.

Tapi, seperti apakah proses hidup tumbuhan ini?

Dia tumbuh di pohon dan cari makan dari pohon itu. Ini semacam ketergantungan.

Dan itu adalah simbiosis. Menurut pakar ahli mikologi Jerman Heinrich Anton De Bary adalah organisme berbeda yang hidup bersama. Defenisi ini kemudian digunakan dalam teks Biologi dn Ekologi (wikipedia).

Simbiosis juga ada ragamnya. Ada yang saling untung, juga ada yang saling merugi. Lantas, benalu masuk dalam ragam simbiosis apa?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun