Mohon tunggu...
Faisal yamin
Faisal yamin Mohon Tunggu... Nelayan - Belajar menulis

Seorang gelandangan pikir yang hobi baca tulisan orang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Sejarah dan Laki-laki yang Gagal

18 Oktober 2019   19:00 Diperbarui: 18 Oktober 2019   19:22 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesaat melepaskan tubuh saya, dengan air mata yang di seka di pipihnya.

"Apa saya sanggup melakukan tugas itu dengan baik, ketakutanku adalah wasiat yang tak bisa saya laksanaka" ujarku dalam diam

Sebelum beliau lalu dari pandangnya saya, dia kemudian mengecup kening dan menepuk pundak seraya beeujar "jaga dan rawat, keasilan dan kesejahteraan adalah sebuah keharusan"

Aku mengangguk siap menyalami tanganya dan menciumnya. Dan setelah menjauh sekitar satu meter, dia membalikkan badannya dan berujar.

"Aku cucu kerabat Dowes Doker, seorang belanda yang sama-sama berjuang dengan pribumi" kemudian lalau

Aku tersemum, "Dowes Doker, dengan nama pena Multatuli pada buku Marx Havelar, seorang belanda ulung namun berjiwa nusantara, ruapanya jiwa beliau belum juga mati" pikirku dalam hati"

Ternate, 18 Oktober 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun