Fenomena menarik yang terjadi ketika pada Hari Raya Idul Fitri 1445 H adalah kondisi jalanan Jakarta yang sepi. Hal ini disebabkan oleh banyaknya masyarakat meninggalkan rumahnya di Jakarta untuk pergi Mudik keluar kota untuk menemui dan bersilahturahmi dengan keluarga besar. Namun, saya malah kebalikannya, Saya yang tinggal di Yogyakarta pergi pulang kerumah orang tua di Jakarta. Maka dari itu, saya membuat liputan mengenai kondisi DKI Jakarta ketika Hari Raya Idul Fitri berlangsung.
Dimulai pada tanggal 10 April 2024, yaitu pada awal Hari Raya Idul Fitri jalanan Jakarta sepi tidak seperti biasanya. Hal ini membuat perjalanan saya lancar dalam berpergian ketika naik motor dijalan karena tidak adanya kemacetan. Banyak masyarakat yang menggunakan mobil yang berisikan banyak penumpang ketika saya berkendara. Hal ini menjadi salah satu penyebab jalanan Jakarta tidak macet karena penggunaan transportasi yang sedikit. Fenomena lainnya yang menarik ketika saya berkendara juga melihat masyarakat menggunakan pakaian muslim dijalan yang menambahkan kesan Hari Raya Idul Fitri.
Ketika Hari Raya Idul Fitri bukan berarti semua pekerjaan libur. Ternyata, masih ada beberapa mall di Jakarta yang masih buka salhsatunya mall AEON di Jakarta Garden City, Jakarta Timur. Selain itu, Outlet makanan seperti tempat makan Mie Gacoan juga masih buka yang kemudian saya beserta keluarga makan disana. Pengunjungnya pun lumayan ramai pada gerai makan tersebut.
Hari pertama Lebaran pun selesai dengan hanya kegiatan silaturahmi dirumah saudara.
Lanjut dihari kedua Lebaran Idul Fitri 1445 H pada tanggal 11 April 2024. Pada hari tersebut, Saya pergi jalan-jalan mengelilingi kota Jakarta untuk menikmati gedung-gedung tinggi yang ada di Jakarta dan memanfaatkan jalanan Jakarta yang tidak macet juga bebas polusi udara. Hingga saya lewat di daerah Jakarta pusat dan melihat Monas (Monumen Nasional) menjadi destinasi wisata masyarakat ketika saya melihat ramai yang mengunjunginya.
Saya pun kemudian memarkirkan motor disekitaran tempat yang disediakan dan membayar tarif parkir sebesar Rp.30.000,00. Di depan pintu masuk Monas, terdapat banyak sekali jajanan dari para pedagang kaki lima dan juga berbagai macam souvenir dimulai dari baju, celana, kalung, gelang, gantungan kunci dengan ciri khas Jakarta, dan lain sebagainya. Pengungjungnya pun juga aktif membeli dagangan para pedagang yang ada disana.
masuk pintu gerbang Monas, saya melihat banyak sekali masyaraakat yang hadir disana. Mulai dari keluarga yang bertamasya, suami-istri, sekelompok remaja, hingga saya yang seorang diri. Saya cukup terpukau melihat keadaan disana karena banyak orang yang melakukan kegiatan  suka cita di Monas. Ada yang berfoto-foto, berdiri sambil berbincang, hingga duduk berkumpul beramai-ramai menikmati pemandangan Monas yang tinggi.