Mohon tunggu...
Faisal Siregar
Faisal Siregar Mohon Tunggu... -

apapun tulisan seseorang harus kita hargai

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Otoriter

11 April 2013   21:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:21 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata otoriter cenderung banyak orang yang menafsirkan dengan pemaksaan pilihan pemimpin kepada bawahannya agar dilaksanakan atau seorang pimpinan yang mengharuskan segala kehendaknya terlaksana oleh bawahannya dan jaga sering ditafsirkan kepada seseorang yang berjiwa pemaksa, sampai-sampai orang lain dibuatnya tidak memiliki pilihan lain kecuali pilihan yang sudah ada, contoh yang pasti adalah dari sikap otoriter adalah orang tua, guru, dosen, manager, gubernur, dan Presiden.

Dalam dunia kerja kita akan menemukan seorang manager atau atasan yang mempunyai sikap otoriter tehadap bawahannya,karna setiap manager atau atasan itu mempunyai wewenang khusus untuk mengatur bawahannya agar bawahannya disiplin dalam bekerja, terkadang sikap otoriter itu sangat diperlukan dalam suatu perusahaan agar semua karyawan bisa disiplin dalam bekerja untuk kemajuan perusahaan, dan terkadang sikap otoriter tidak diperlukan karna akan menekan karyawan tersebut sehingga karyawan merasa tidak nyaman dalam bekerja.

Terkadang atasan mempunyai kekuasaan yang tak terbatas (unlimited power), Jadi apabila kita sebagai manager atau atasan harus bersikap bijaksana terhadap karyawan dan karyawan jaga harus menghormati atasan agar saling bersinergi satu sama lain. Menurut saya atasan yang otoriter itu sangat penting tetapi otoriter untuk memajukan perusahaan tersebut dan agar karyawan tersebut menghormati atasannya. Otoriter dapat berhasil dengan baik karena atasannya memberikan contoh yang sama persis dengan apa yang mereka perintahkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun