Tanggal 9 April 2012, merupakan momentum kebangkitan para hakim-hakim muda Indonesia, hari perjuangan para “Wakil Tuhan yang Sebenarnya”. Para hakim kalangan wong cilik memperjuangkan hak-hak yang selama ini terabaikan dan terlupakan; Hak profesi sebagai “Wakil Tuhan” dan hak hidup layak sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang;
Kami sadar, profesi hakim adalah perpanjangan “Wakil Tuhan” yang harus menegakkan keadilan dalam setiap sendi-sendi tatanan bernegara. Tapi disisi lain, seorang hakim hidup di dunia dalam wujud “MANUSIA” sama seperti Anda sebagai makhluk yang memerlukan kebutuhan untuk tetap bertahan hidup di muka bumi ini.
Suara lantang kami sekarang, bukanlah menuntut kemewahan ataupun kekayaan yang melimpah ruah, tapi menuntut agar dalam “hidup dan kehidupan” di muka bumi ini bisa menunjang profesi kami untuk tetap teguh berada dalam koridor sebagai “Wakil Tuhan yang Sebenarnya”. Inilah hakim yang masih berjiwa luhur dan memiliki hati nurani kepada para pencari keadilan, sehingga tidak menuntut kesejahteraan kepada para pihak berpekara (sogok).
Kami bukan orator ulung sehingga jeritan hati kami bergema dan didengar selama ini, bahkan keberadaan dan eksistensi profesi kami sebagai hakim dalam membangun bersama-sama dengan elemen masyarakat lain untuk mewujudkan Indonesia yang bermartabat sering dianggap sebagai “duri yang harus disingkirkan”. Anda melihat kehidupan sebagian hakim selama ini yang bergelimpangan kemewahan, tapi Anda tidak sadar dan tau yang sebenarnya kalau itu bukanlah potret “Wakil Tuhan yang Sebenarnya.”
Anda mengatakan “Aksi Mogok Sidang” dan “Aksi Demo” tidak pantas dilakukan dengan status hakim sebagai “Pejabat Negara” dan “Wakil Tuhan”. Bukalah mata dan hati Anda lebar-lebar, bahwa para hakim di negeri ini tidak dikondisikan untuk menjadi “Wakil Tuhan yang Sebenarnya” dan bahkan sebaliknya. Dukung dan support kami agar benar-benar bisa menjadi “Wakil Tuhan yang sebenarnya”. Yakin dan percayalah bahwa “Wakil Tuhan yang Sebenarnya” itu benar-benar ada di bumi Indonesia tercintai ini, mereka itulah yang Anda hadapi saat ini.
Ketapang, 10 April 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H