DI DALAM RUANG MAKAN ADA SATU MEJA MAKAN UKURAN SEDANG DAN DUA KURSI POSISI SALING BERHADAPAN DI KEDUA SISI MEJA, TELIHAT MAKANAN SEDERHANA, SATU LAMPU PIJAR MENGGANTUNG DI ATAS MEJA MAKAN.
ANAK DAN AYAH SEDANG MAKAN TANPA KELUAR SEPATAH KATA PUN DAN TERLIHAT TIDAK SALING MENGHIRAUKAN. KEMUDIAN AYAH MENCOBA MEMULAI PERCAKAPAN.
Ayah  : (menghentikan makan, dengan tenang) nak, jangan selalu menyalahkan dirimu, ikhlaskan saja kepergian ibumu, ayah tau bagaimana peraaanmu saat ini, ayah juga pernah merasakan seperti apa yang kamu rasakan saat ini, di saat kepergiannya tanpa bisa berbuat apa-apa, ayah tau sebagai anak kita harus berbakti kepada orangtua sekalipun sampai akhir hayatnya.Â
Nak, ketahuilah, itu semua bukan sepenuhnya salahmu, salah ayah yang membentukmu sampai seperti ini, salahkan ayah yang tidak bisa mendidikmu, tidak mengajarkanmu ilmu agama, maafkan ayah yang hanya menginginkan anaknya pintar dalam urusan dunia tanpa tau tentang ilmu agama.Â
Kepergian ibumu membuat ayah sadar bahwa yang dibutuhkan orang tua bukanlah harta dan kekuasaan, namun doa anak yang sholeh. Semoga kamu tidak seperti ayah, semuanya belum terlambat, usiamu masih muda, perjalananmu masih panjang, jadikan hidupmu berharga dengan belajar kebaikan. Sekali lagi tolong maafkan ayah.
Anak  : (menghentikan makan kemudian pergi meninggalkan ayahnya).
SELESAI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H