Mohon tunggu...
Faisal Nugraha Ahmad
Faisal Nugraha Ahmad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa semester 7 di Dept. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Transformasi Desa Cibanteng menjadi Lumbung Pangan Organik Bersama Tim Pelaksana BIMA IPB University

23 November 2024   09:41 Diperbarui: 23 November 2024   09:42 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada tanggal 7 September 2024, tim pelaksana BIMA IPB University dengan ketua Dr. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc yang mendapatkan pendanaan pengabdian dari Kemendikbud ristek telah melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa Cibanteng berupa pelatihan pengimplementasian pertanian organik dan urban farming untuk kawasan desa. Kegiatan ini dihadiri oleh Kelompok Tani Kebon Kopi Mandiri dan Komunitas Pabuaran Hijau sebagai kelompok binaan dalam program ini. Selain itu, dihadiri juga oleh Kelompok Tani Mekar Tani, Kelompok Tani Raharja, Karang Taruna Desa Cibanteng, KWT PKK Desa Cibanteng, Pengurus Gapoktan Tani Mandiri, dan Kelompok Tani Pangan 99.

Kegiatan ini dilaksanakan untuk membantu mendorong memaksimalkan potensi di Desa Cibanteng, yaitu lahan tidur di beberapa tempat. Harapannya dengan dilaksanakannya kegiatan pelatihan ini, banyak lahan tidur di Desa Cibanteng yang dapat dikelola sebaik mungkin untuk sektor pertanian guna meningkatkan ketahanan pangan di Desa Cibanteng melalui teknik budidaya pertanian perkotaan (urban farming).

Selain itu, permasalahan lain yang sedang dihadapi adalah menurunkan produktivitas di Desa Cibanteng. Ansar Sani selaku Ketua Gapoktan Tani Mandiri menyebutkan bahwa saat ini terjadi penurunan produktivitas hasil tani di masyarakat. Beliau meyakini bahwa salah satu penyebab penurunan hasil tani di Desa Cibanteng adalah karena terjadinya degradasi lahan yang diakibatkan penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang sudah melebihi ambang batas.

Warso, S.Sos, M.M selaku Kepala Desa Cibanteng memberikan dukungan penuh atas gagasan program ini, dalam sambutannya beliau menyampaikan "Program ini merupakan program yang sangat dibutuhkan untuk menjawab permasalahan di Desa Cibanteng seperti seperti pemanfataan lahan tidur dibeberapa tempat tertentu dan penurunan produktivitas pertanian di Desa Cibanteng. Semoga pengimplementasian pertanian organik yang akan disampaikan, dapat membuka pikiran dan hati semua petani di Desa Cibanteng bahwa pengimplementasian pertanian organik itu sangat perlu dan akan menunjang program pertanian yang berkelanjutan".

Penyampaian materi pelatihan urban farming dan pengimplementasian pertanian organiak disampaikan oleh Sarwo, S.P selaku praktisi pertanian yang sudah dikenal desa lingkar kampus IPB University. Pada topik materi urban farming, Sarwo menyampaikan berbagai macam metode pertanian dengan memaksimalkan lahan sempit seperti vertikultur, aeroponik, hidroponik, pemanfaatan rooftop, dan yang lainnya. Sarwo menilai penerapan urban farming di Desa Cibanteng sangat potensial untuk mendukung ketahanan pangan keluarga, khususnya di beberapa daerah yang sudah mulai padat penduduk.

Kemudian, dalam topik materi pengimplementasian pertanian organik. Sarwo menjelaskan berbagai macam metode pemupukan secara organik dan teknik dalam pengendalian hama dan penyakit pada pertanian organik. Dalam kegiatan tersebut, Sarwo menjelaskan bahwa ada empat prinsip dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman yaitu secara kimia, biologi, kultur teknis, dan fisik/mekanis. Dalam penyampaian pelatihan, Sarwo menyebutkan bahwa dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman di Desa Cibanteng perlu mengkombinasikan berbagai macam metode.

Selain penyampaian materi, kegiatan pelatihan pertanian organik dan urban farming di Desa Cibanteng juga dilengkapi dengan praktek pembuatan pestisida nabati berbahan dasar cabai dan bawang putih serta pembuatan pupuk organik cair berbahan dasar air seni kambing, kotoran kambing, molase, buah-buahan busuk, dan air kelapa.

"Dari berbagai teori dan praktek yang sudah kita pelajari bersama-sama, semoga dapat menjadi solusi atas permasalahan yang sedang bapak-ibu hadapi, khususnya pada sektor pertanian di Desa Cibanteng. Harapan saya, semua pembelajaran yang telah bapak-bapak dan Ibu-Ibu dapatkan hari ini, dapat langsung diimplementasikan dalam proses budidaya pertanian" Tutur Dr, Metik Ekayani dalam sesi penutupan program pelatihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun