Mohon tunggu...
Faisal MulyaFattah
Faisal MulyaFattah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 3

Enjoyy

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Berawal dari Mafia menjadi Kesatria

21 Februari 2022   08:09 Diperbarui: 21 Februari 2022   08:13 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Aku adalah faisal Mulja Fatjah seorang ketua besar mafia di daerah Bandoeng. Aku dikenal oleh kawan maupun lawan. Mitra terbaik dalam berbisnis ku adalah para kampeni dan pemerintahan Hindia Belanda. Mereka melindungiku dari hukum dan ancaman ancaman rival Mafia ku. Julukan yang diberikan oleh mereka kepadaku, yaitu "Red Death" Karena aku meninggalkan mayat yang sudah mati dengan ciri khas serbuk merah.
Nama Mafia milikku ialah "Kazanan" Yang berasal dari bahasa Turki yang artinya "pemenang".

 17 Mei 1940, ketika Belanda terdesak perang Dunia II di Eropa, yaitu terdesaknya para serdadu yang dilakukan oleh nazi jerman, membuat banyaknya gugur para tentara Belanda hingga mereka merekrut warga Pribumi Hindia Belanda untuk ikut perang di sana. Para petinggi pemerintah Hindia Belanda memerintahkan ku untuk merekrut para pribumi dengan imbalan 30 golden Belanda.
Akhirnya aku menyuruh para budak-budak yang kumiliki untuk berperang membantu Belanda di Eropa. Mereka sangat sedih dan sangat ketakutan saat akan kirim ke sana. Sekitar 15.000 orang Pribumi dilatih oleh Tentara Angkatan Laut Belanda selama 3 bulan penuh. Ada salah seorang keponakanku bernama Edward Cipelia yang ingin mengikuti perang Dunia II padahal sudah ku larang. Namun, karena ia sangat ingin berbakti pada pemerintahan dan mengharumkan nama Mafia milik ku. Akhirnya aku pun luluh dan mengizinkannya.
"Ku harap kau baik-baik saja di Belanda sana. Habisi para Fasis itu dan raihlah kemenangan" Kata ku
"Siap Komandan! " Jawab Edward

2 minggu setelah kejadian itu, aku dikirim surat oleh ketua Mafia besar di China yang bernama Chen Ho yang berisikan surat persekutuan. Akhirnya 1 minggu kemudian aku bertemu dengan Chen HP di Provinsi Guandong China.
Disana aku dan ia membahas tentang penyebaran kekuasaan yang akan kami jalankan. Bahwa Chen Ho akan menguasai Wilayah per Mafia an di Eropa - Amerika. Sedangkan aku menguasai wilayah Asia (kecuali China), Afrika dan Australia. Untuk itu, pemerintah Hindia Belanda dan Pemerintah China setuju akan hal ini karena mereka juga akan mendapatkan banyak untung. Mereka sangat mudah untuk disogok, sungguh memalukan sekali dengan janji dan sumpah yang telah mereka ucapkan. Mereka menjual sumpahnya dengan harga murah.

Mafia milik Chen Ho,yaitu "Sangre Negra" kekurangan personil. Sedangkan Mafia Kazanan kekurangan dana dan persenjataan. Di perjanjian itu, kami sepakat untuk barter. Chen Ho akan mengirimkan dana dan persenjataan mutakhirnya. Akan tetapi, aku harus mengirimkan personil yang berjumlah 50.000 orang.

Kemudian di tahun ke-2 awal februari , yaitu tahun 1942. Aku dan Chen Ho berhasil menguasai 1/2 dari target kami. Ini benar-benar sesuatu yang sangat membanggakan. Aku menguasai seluruh wilayah di Hindia Belanda, Korea, Japan dan Afrika Selatan. Keuntungan yang sangat besar ini membuat diriku di angkat dan di anjurkan untuk masuk ke pemrintahan Hindia Belanda.
"Ku dengar dengar prajurit 15.000 yang telah kau kirim ke Belanda itu gugur semua" Kata Vandels seorang polisi Belanda korup.
"Hah? Dari siapa informasi mu itu? " Tanyaku
"Surat berita Republik Hindia Belanda" Jawabnya sambil meneguk secangkir kopi yang hangat dan menghisap sebuah barang rokok serta mengeluarkan sebuah surat kabar yang ia tunjukan padaku.
"Hm. Apakah Hindia Belanda akan kalah oleh Nazi ? " Tanyaku dengan mata yang penuh harapan.
"Tidak. Tapi akan kalah oleh japan" Jawabnya
"Japan? Negara itu akan mengalahkan Belanda!? Ini sangat tidak mungkin. Negara Belanda lebih maju dari mereka bukan?! " Bentakku
"Haha. Aku mempunyai seorang intelijen. Ia memberitahu ku bahwa akan ada penyerangan Japan ke Hindia Belanda sekitar bulan 3 atau 4" Jawabnya sambil tersenyum
Setelah mendengar informasi itu, akhirnya aku pun menyiagakan pasukan Mafia ku untuk mengamankan harta-harta yang pastinya akan direbut oleh tentara Nippon jika mereka melihat nya.  

*Tahun 1942 bulan Maret*
Ternyata yang dikatakan Vandels benar terjadi. Serangan Jepang yang lansung membuat Belanda bertekuk lutut ini lansung mengobrak-abrik se isi negara. Mereka menjarah, memperkosa, membunuh, dan menjadikan orang kaya atau miskin sebagai budak. Bersama pasukan Hindia Belanda dan beberapa alat tempurnya. Untuk pertama kalinya persekutuan besar antara Mafia dan Tentara Belanda. yang kami namai "vleugels van hoop" Atau dalam bahasa Hindia Belanda nya sayap Harapan. Persekutuan perang ini merupakan yang paling besar dan pertama kali yang kami lakukan.
Sekitar 250 ribu personil dari vleugels van hoop akan berperang melawan Serdadu Jepang yang 700 ribu personil dengan alutsista yang masih baru dan jauh lebih gahar.
Peperangan pun terjadi di daerah Bandoeng kota hingga Ciburuy. Aku yang mengetahui akan kalah, mengajak pengikut setia dan orang yang bisa kupercaya untuk kabur. Aku pergi ke Soerabaja dengan membawa sekitar 5 orang serta membawa beberapa harta. Di soerabaja kami di serang oleh tentara Nippon Angkatan Laut yang menyebabkan mobil kami hancur lebur. Diriku yang sudah babak belur terkena ledakan, di rangkul oleh 2 asisten ku. Sedangkan 2 lagi nya menahan serangan Tentara Japan. Kami pun sampai di sebuah Pondok Pesantren yang terlihat masih aman. Kami disambut dengan baik oleh mereka. Diriku di obati sampai sembuh. Muhammad Hasyim Asy'ari seorang ulama sekaligus pemimpin di pesantren tersebut sangat baik dan membuatku terinspirasi sehingga menceritakan semua kehidupan ku. Ia mengatakan bahwa "Allah itu maha Pemaaf. Kehidupan di dunia ini hanya sementara. Tidak ada yang abadi" Ucap beliau yang membuat ku tersadar dan merenung.
Aku mengangkutkan kata-kata beliau dengan harta yang benar-benar aku tinggalkan. Harta di luar negaraku juga benar-benar dihancurkan oleh tentara Japan.

Ke esokan harinya para tentara Japan menyuruh untuk mengeluarkan semua orang-orang yang ada di pondok untuk berkumpul di lapang. Mereka mengatakan bahwa Belanda telah kalah dan merekalah yang kini menjadi Induk baru. Mereka meminta untuk para pribumi menjadi tentara Japan untuk menghadapi Sekutu. Namun, kiai hasyim menolak nya. Sehingga membuat para tentara Japan marah dan menghajarnya. Namun, para santri tidak tinggal diam melihat itu. Peperangan di pesantren pun tak ter elakkan. Tapi sangat Allhamdulilah kami bisa menang karena saat itu hanya tentara Japan tanpa alutsista yang dikerahkan. Akhirnya aku memutuskan untuk memberikan semua hartaku di jalan Allah dan berniat untuk membantu warga pribumi dan benar-benar menjadi warga negara Indonesia yang seutuhnya.
"Aku ingin membela negara ini sampai titik darah Penghabisan! Tolong Kiai biarkan aku mendonorkan harta dan pasukan ku untuk berjihad bersamamu agar bisa mengalahkan tentara japan dan Para serdadu Belanda yang tersisa nantinya!" Kataku
"Sungguh sebuah tujuan yang mulia. Kobarkanlah semangatmu Nak! Tapi jangan menjadi sombong dan dendam. Perang lah karena Allah dan untuk kebenaran" Jawabnya
Ke esokan harinya aku pun pamit kepada beliau, aku mengatakan bahwa "saya akan memimpin pasukan pejuang dan sipil yang ada di Bandoeng untuk berperang melawan tentara laknat Japan biadab itu! "
Ia pun memegang pundak dan memberikan sebuah pedang khusus untuk ku. Aku yang mantan Mafia memiliki perawakan besar dan tinggi serta kekar tiba-tiba menangis dan benar-benar terharu terhadap kebaikan seorang ulama Muhammad Hasyim Asy'ari.
"Terimakasih atas 1 minggu saya telah di izinkan tinggal disini" Sambil berucap salam aku pun pergi meninggalkan pondok.
Aku di kawal oleh 20 orang santri untuk pergi ke jalan alternatif yang kami harapkan sangat aman untuk dilewati dari tentara Japan.
Akhirnya aku pun sampai di rumah mewah dan megah yang kini telah hancur lebur akibat peperangan hari itu. Banyak warga pribumi, Mafia, dan tentara Hindia Belanda yang lemas tak berdaya. Akhirnya aku memutuskan untuk membuat tempat yang bisa di tempati oleh para korban perang. Aku pun mengirim surat kepada para Pejuang kemerdekaan RI untuk bersatu melawan penjajah Jepang. Mereka mau-mau saja asalkan ada bukti bahwa aku telah mencintai negara ini. Mereka tidak memercayai ku begitu saja karena dulu aku adalah antek Belanda. Setelah beberapa pembuktian akhirnya mereka pun percaya dan memutuskan tempat pertemuan untuk membahas semua plan.
Perwakilan Mafia yaitu aku Faisal. Perwakilan dari tentara Hindia Belanda yang bersedia membantu yaitu perwira Joost Karel. Perwakilan Santri yang diutus Ulama Muhammad Hasyim Asy'ari yaitu  Aziz Dzul Fiqar. Perwakilan rakyat sipil adalah Alida Ani seorang wanita yang berpendidikan tinggi dan perwakilan dari pejuang kemerdekaan yaitu Budi Brawijaya. Semua berkumpul di distrik PPI untuk membahas persekutuan untuk melawan penjajah Jepang dan Belanda yang tersisa kecuali Perwira joost Karel yang telah membelot. Mereka mengangkat diriku menjadi pemimpin jalannya perang.

*3 Tahun kemudian*
Di tahun ini, semua senjata dan alutsista serta prajurit telah kami siapkan. Kami menyiapkan mereka dengan sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui oleh para Nippon. Kami menamai aliansi kami dengan "Tentara Indonesia Merdeka" TIM berjumlah 650 ribu personil.
Di bulan februari Perang pemberontakan pertama pun akhirnya pecah di Bandoeng dengan aku sebagai pemimpin jalannya Perang. Para tentara Jepang yang sudah kewalahan oleh Sekutu di Perang asia Timur raya, membuat kami beruntung karena tentara Jepang tidak bisa menangkis kekuatan kami yang telah bersatu. Berhari-hari Perang pun terjadi. Antara pasukan TIM melawan tentara Nippon dan antek-anteknya yang sekitar 1 jt. Namun, kami berhasil menerobos dan merampas wilayah yang telah mereka kuasai.
Akan tetapi, Serangan udara yang tak bisa diremehkan membuat banyak nyawa melayang. Ledakan dari pembom pesawat mengenai kuda yang ku pakai dan membuat ku babak belur untuk kedua kalinya. Mataku seketika berkabut dan arah pandangan ku seperti akan lepas tapi kedua tanganku bergerak untuk menahan 2 bendera, yaitu merah putih dan bendera Panji Rasulullah.

*30 tahun Kemudian*
Terdapat sebuah patung pahlawan dengan ekspresi Membawa 2 bendera yang sedang duduk ala prajurit. Patung tersebut dibangun oleh Presiden Soekarno yang mengatakan bahwa ia pahlawan yang telah berhasil menggabungkan antara Mafia, sipil, pembelot Hindia Belanda, pejuang Kemerdekaan menjadi 1,yaitu Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun