Mohon tunggu...
faisal luthfidwi
faisal luthfidwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN SUNAN KUDUS

Be Yourself and Never Surender, You Never Walk Alone

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kolak Telo Gudang: Cita Rasa Tradisional yang Tetap Eksis di Era Modern

13 Oktober 2024   13:22 Diperbarui: 13 Oktober 2024   13:27 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luthfi-Kolak Telo Gudang, Kandangmas, Dawe, Kabupaten Kudus

Kini, di tengah kasus maraknya makanan yang serba modern serta cepat saji, terdapat satu kuliner tradisional yang kini tetap bertahan bahkan semakin digemari, yakni Kolak Telo Gudang. Makanan khas dari Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, ini mempunyai cita rasa manis legit yang didapat khas dari wangi gula merah, teksturnya yang empuk serta di dapat pula dari bahan singkong rebus. Kolak telo gudang bukan hanya sekadar makanan, namun pula tergolong dalam bagian warisan budaya, yang kini senantiasa dilestarikan oleh masyarakat setempat.

Sejarah dan Asal-Usul Kolak Telo Gudang

Kolak Telo Gudang, atau yang kerap kali dikenal dengan nama Telo Gudang, mempunyai sejarah yang cukup unik. Kolak Telo Gudang merupakan makanan tradisional yang terbuat dari singkong yang direndam serta direbus dalam cairan gula merah. Dari hasil rebusan tadi, makanan ini mempunyai warna coklat gelap serta tekstur yang empuk dengan rasa manis legit khas dari gula jawa. Keunikan dari Telo Gudang ini terletak pada cara penyajiannya yang ditempatkan pada keranjang bambu dengan ukuran singkong yang masih utuh tanpa dipotong.

Proses Pembuatan yang Tradisional

Dalam proses pembuatan Kolak Telo Gudang masih mempertahankan cara-cara tradisional. Siswanto selaku pengusaha dari Kolak Telo Gudang di tempatnya, menjelaskan bahwa dalam proses pembuatan Kolak Telo Gudang ini pertama-tama yakni; bahan singkong dikupas terlebih dahulu, lalu dikemas dua kilogram dalam keranjang bambu. 

Terus dicuci serta direndam dalam cairan gula merah selama satu jam. Setelah terendam dengan sempurna, baru selanjutnya direbus selama satu jam agar singkong dan cairan gula merah tersebut bisa menyatu. 

Selanjutnya masuk pada proses pemanisan tahap pertama sekitar setengah jam. "Setelah itu, lanjut pada tahap pemanisan pada tahap akhir yakni singkong tersebut direbus dikuali yang berisikan gulali mendidih" ujar Siswanto. Kolak Telo Gudang juga memiliki harga yang relatif murah. Mulai dari dengan harga sekitar Rp. 20.000 per kilogram, makanan ini bisa dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat.

Perkembangan dan Popularitas di Era Modern

Meskipun tergolong makanan tradisional, namun Kolak Telo Gudang sendiri berhasil menembus sektor pasar modern. Siswanto, selaku pengusaha dalam pembuatan Kolak Telo Gudang, kini ia telah mengembangkan usahanya, yang dulu permintaan dari konsumen sekitar 50 keranjang, kini ia mampu memproduksi hingga 400 keranjang singkong per harinya. Menurutnya, peminat dari Kolak Telo Gudang miliknya sangat banyak. Konsumen yang datang bukan hanya dari masyarakat daerah setempat saja, ada yang dari masyarakat daerah Jepara, Pati, Demak, Semarang hingga Jakarta. 

Kolak Telo Gudang kini memang disukai oleh banyak kalangan. Walaupun dulu hanya orang pedesaan yang mengkonsumsi, namun sekarang justru banyak orang perkotaan yang berburu makanan dengan cita rasa manis tersebut. 

Keberhasilan ini tidak lepas dari strategi pemasaran yang dilakukan. Selain dijual secara langsung, Kolak Telo Gudang ini juga dipasarkan secara online melalui platform media sosial seperti whatsapp. Aspek tersebut dapat memudahkan konsumen dari luar daerah untuk tetap bisa menikmati makanan tradisional ini tanpa harus berkunjung langsung ke Kudus. Selain itu, adanya kemasan yang menarik serta praktis juga menjadi faktor yang mendukung popularitas Kolak telo Gudang di Era Modern saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun