Indah Prayodya :
sampai waktu berdetak semakin pelan,.penyair jalanan itu terus saja menyoret nyoret kerak bumi,.semakin dan sampai kelak nanti.
lukisan itupun selayaknya berwarna indah.elok dipajang mata.
pendiktean itupun pasti menyambutku bahagia,
Faisal Fariz :
Dan terkaman alpa akan diri-Nya kian gerogoti lukisan dan coretan indah. Munajatkan syukur ketika suka duka berlalu. Selalu percikkan rupamu dengan air kidung, sujudlah malam dengan dahimu, sisihkan koinkoin pada bakul diseberbng sana, dan indah akan tetap indah.
Medan, Oktober 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!