Mohon tunggu...
Faisal Fariz
Faisal Fariz Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang : Pecinta (i), Kabid Komunikasi & IT FORMAP Labura, Mahasiswa, Jurnalis Lepas. Twitter : FaisEl_farizi Facebook : Fais El-Farizi Blog : http://El-farizi.blogspot.com Email : Fslfrz5@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Coretan Indah II (Dialogue; Selembar Kertas Suci)

25 Juni 2012   15:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:33 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku minta dan mohon pada waktu
untuk mengembalikan hidupku lampau
tapi dia masih saja hanya tersenyum
tak terusik dan tak sedih

kubiarkan pula petir itu berteriak di telingaku
seperti menembakkan peluru sakit dan perih
hanya ada selembar kertas yang suci
untuk kurakit dan kuukir hati ini

Semenjak dan saat ini
kuingin serangkai nada menyanyikan untukku
lagu rangkaian angin angin malam
dan bulan akan bersuara merdu menggema

Bagaimana lagi aku, dan bagaimana pula aku
tak terjerat dalam kebencian waktu
seperti aku melayang dalam kelamnya rasa
tak terhingga oleh kegagalan

Faisal fariz :

Sepertinya sedang bermediasi dengan keadaan nih?


Indah Prayodya :

ungkapan keadaan yang melewati mediasi waktu.


Faisal Fariz :

Lalu, terpekur dengan suramnya. Tak berniat mensiasatinya kemudian merengkuh ilham dari jeritanjeritan keadaan.


Indah Prayodya :

cuma berdiam saja terpaku,terpejam mata tak ingin melihat keadaan suram itu.namun telingaku tatkala mengusik dan mendengrkn degungan perih itu.


Faisal Fariz :

Lalu naif dengan kebahagiaan yg direngkuh akan datang. Dan temaramkan duka nestapa lalu, mungkinkan belajar itu terus riang bersandar di esok lewat mawar yang terangkai dalam pot hidrofonik di loteng perasaan.


Indah Prayodya :

semoga saja..harapan tu tak pernah tenggelam dalam waktu.
kulontarkan dan kubuang selalu bersama keadaan ini.
mgkn tangkai mawar ataupun kelopaknya,.
meski tak seharum dirinya,.tapi aq masih mampu menjaganya.


Faisal Fariz :

Soleklah harumnya, senantiasa luluh dengan cendramata penyair jalanan beruparupa coretan untuk "indah yang rupawan." Lukislah perspektif malam dengan kuas warnamu, bukan warnanya dia (penghujam perasaan).
Dan ria kelak menyandingmu hingga selesai mendikte dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun