Kita sebagai orang yang sudah dewasa pastilah pernah pergi ke acara kondangan atau acara pernikahan teman dan kerabat dekat kita. Pada setiap acara pernikahan itu mesti selalu di iringi dengan musik pendukung agar acara lebih terasa meriah. Musik yang di hadirkan pada acara kondangan biasanya musik yang memiliki makna dan alunan yang romantis, entah itu musik romantis barat seperti; Marry You -- Bruno Mars, dan pop Indonesia seperti; Janji Suci -- Yovie & Nuno.Â
Akan tetapi musik pengiring pernikahan akan berbeda jika kita pergi ke Jawa Timur paling timur, karena disetiap acara kondangan rata-rata pasti akan mendengarkan musik dangdut koplo. Alasan tersebut dikarenakan asal-muasal dangdut koplo ini bersal dari daerah Jawa Timur, dari itu tidak dikegetkan lagi bahwa rata-rata setiap acara kondangan terkhusus di Jawa paling timur akan mengengarkan dangdut koplo.
Musik-musik dangdut koplo ini berlanjut tidak hanya pada kegiatan pernikahan saja, tetapi setiap diadakannya kegiantan entah itu kegiatan dari pemerintah, swasta, perorangan semua rata-rata dengan iringan musik dangdut koplo. Akan tetapi setiap kegiatan tersebut masih dapat dibilang sinkron jika konteksnya pada ranah hiburan. Nah,ada salah satu acara yang menurut saya akan menjadi tidak sinkron dikala pemutaran musik, khususnya musik dangdut koplo. Acara itu ialah diacara dengan kegiatan edukatif. Seperti yang sering saya dengarkan di setiap kegiatan edukatif di Jawa timur. Salah satu contoh yang saya alami ketika mengikuti kegiatan edukatif, sehari yang lalu sebelum saya menulis artikel ini.Â
Pemutaran musik yang seyogyanya sebagai media pembentukan karakter para siswa, sebagian besar tidak terdengar pada acara edukatif yang saya ikuti. Seperti pemutaran danggut dengan lirik yang tidak pantas di dengar oleh para kalangan pelajar. Sehingga pada saat saya mendengarkan lagu koplo diperdengarkan kepada anak-anak yang masih berada dibawah umur bertanya-tanya pada diri sendiri, dimanakah letak kesinkronannya antara acara edukatif dan musik dangdut koplo? karena dengan sangat jelas tertulis tujuan diadakan kegiatan itu untuk menghayati dan pengamalan suatu pembentukan karakter. Dimana letaK penghayatan dan pengamalan makna dari dangdut koplo sebagai pembentukan karakternya? Dimanakah letak pembentukan karakternya dilihat dari sudut pandang media musiknya?
ACARA EDUKATIF BUKAN SEPERTI ACARA KONDANGAN
Pendidikan sejatinya bukan hanya pada pendidikan informal saja, tapi pendidikan keluarga, lingkungan semua harus terintegrasi menjadi satu lingkungan belajar jika ingin menumbuh dan mengembangkan karakter yang baik pada penerus bangsa ini. Seperti yang disebutkan oleh Bapak Pendidikan kita Ki Hajar Dewantara tentang tripusat pendidikan. Bapak pendidikan nasional ini menjelaskan secara gamblang tentang pengaruh pendidikan orang tua, masyarakat, dan sekolah terhadap pembentukan nilai baik atau karakter.Â
Berangkat dari dasar bapak pendidikan inilah kita seyogyanya sebagai orang tua dalam lingkup pendidikan keluarga, masyarakat dalam lingkup pendidikan lingkungan, dan guru dalam lingkup pendidikan sekolah harus memberikan suatu pendidikan yang seharusnya dapat menumbuh kembangkan para pelajar agar menjadi manusia yang lebih baik lagi dari segi kognitif, afektif, dan psikomotornya. Untuk itulah sumber belajar sangatlah dibutuhkan agar dapat mempermudah para pelajar memahami maksut dan tujuan kita sebagai pendidik (orang tua, masyarakat, guru) untuk membentuk setiap kompetensi yang dimilikinya. Salah satu sumber belajar siswa yang sering digunakan oleh pendidik entah itu di keluarga, lingkungan, sekolah ialah media pembelajaran, Â ialah suara (musik).
Akan tetapi ini akan menjadi sebuah tantangan dan kesulitan bilamana tripusat pendidikan tidak bersatu padu memberikan pendidikan yang berimbang kepada peserta didik kita. Seprti contoh, ketika di sekolah guru telah mendidik para peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang dapat meningkatkan segala kompetensi entah itu kognitif, afektif, dan psikmotornya dan orang tua juga senada dengan guru memberikan pendidikan terbaiknya untuk anak, tetapi dimasyarakat lingkungan sekitarnya tidak memberikan pendidikan yang baik, Â maka akan berdampak ketidak seimbangan yang sangat mengkhawatirkan. Seperti yang ditunjukkan pada acara edukatif rasa kondangan yang saya ikuti beberapa hari lalu yang katanya acara pembentukan karakter, akan tetapi acara itu tidak berkarakter ketika disuguhkan dengan media pembelajaran yang tidak mendidik. Kenapa begitu?
kita sebagai manusia yang berfikir lebih dewasa pasti mengetahui sendiri bagaimana sebuah lingkungan saat ini menjadi sangat mengglobal sehingga berdampak sangat signifikan terhadap setiap pembentukan pengetahuan dan karakter anak kita, daripada sekolah dan keluarga. Ketika anak dipertontonkan dengan film bergenre action fantasy maka seolah-olah meraka menjadi superhero yang menggeprak-geprak meja kelas dengan suara menirukan superhero "hahaha saya Iron Man, saya Thor, saya Batman ingin membunuh Superman", atau lagu yang sangat hangat-hangatnya dinyanyikan oleh anak kita yaitu BABY SHARK.Â
Ketika mereka diperdengarkan oleh lagu baby sahark dengan lirik yang sangat menghibur, walaupun tidak sadar dengan artinya mereka mengikutinya. Sama halnya dengan danggut koplo ini. Ketika mereka anak-anak yang masih dalam tahapan tubuh kembang diperdengarkan lirik lagu dangdut koplo yang tidak mendidik, walaupun tidak memahaminya dan hanya untuk bersenang-senang, tetapi lirik tersebut akan terekam pada memori tumbuh kembang anak. Karena pada dasarnya menurut teori psikologi perkembangan, segala sesuatu yang mereka ingat dalam memori dimasa anak-anak akan menjadi dasar atau landasan sikap perilaku pada tahapan kehidupan yang akan mendatang.