Mohon tunggu...
faisal faliyandra
faisal faliyandra Mohon Tunggu... Dosen - Pendidikan di STAINH Kapongan Situbondo

Sebaik-baiknya manusia ialah manusia yang berdayaguna

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ibu dan Kerokan "Pembudidayaan Medis Kuno"

23 November 2017   13:37 Diperbarui: 25 November 2017   08:40 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa Lalu Tentang Kerokan

Setiap manusia pasti memiliki memori atau ingatan yang tersimpan erat di alam Pra-sadar. Ingatan tersebut sewaktu-waktu dapat terangkat ke alam sadar manusia karena adanya penguatan dari luar, kata Sigmund Freud (psikoanalisis). Sama seperti membicarakan tentang kerokan ini.

Ketika membicarakan akan kerokan, salah satu ingatan saya yang muncul kembali kepermukaan, ialah sesosok Ibu. Ibulah adalah sesosok manusia yang menurut saya memperkenalkan akan hangatnya suatu pengobatan yang khas dengan kerokannya. Pengobatan yang selalu saya rasakan ketika masih menjadi anak ingusan, ketika  umur saya kurang lebih pada 11 tahun. Umur dimana pada umumnya seorang anak pedesaan masih suka bermain layangan hingga pergi kesawah, bermain kelereng hingga tidak tau waktunya untuk beristirahat, mencari (oncong kata orang madura) batang tebuh berwarna kuning ke sawah untuk dijadikan mobil-mobilan hingga tidak tau waktunya beristirahat,  bersepeda riah di tengah guyuran hujan ketika waktu pulang sekolah, dan masih banyak lain permainan-permainan yang menurut saya senang, tapi saat ini selelah saya mengingatnya malah membuat tertawa sendiri. Dari semua tingkah laku yang saya lakukan itu, pasti ujung-ujungnya mengalami yang namanya sakit. Ketika sakit, kalimat ibu yang masih saya ingat sampai hari ini "Ayo Nak Sini Ibu Kerokin!". Kalimat yang singkat tapi memberikan makna yang mendalam bagi saya yang merindukan seorang ibu saat ini.

Kini masa-masa dimana kerokan khas ibu sudah berlalu. Masa-masa itu hanya bisa dikenang, hanya bisa tersimpan pada alam prasadar saya. Pada saat ini dan kedepannya penggunaan kerokan pada dasarnya karena saya sebagai seorang pekerja serabutan yang harus menghemat "DikitDikitJanganMinumObat". Ingin pergi kerumah sakit harus berfikir berkali-kali untuk mengeluarkan biaya rumah sakit atau untuk ditabung membeli susu anak "DikitDikitJanganMinumObat". Lalu apa lagi yang saya perbuat jika tidak ingat kata-kata ibu "Ayo Nak Sini Ibu Kerokin!".

Awal Mula BalsemLang

Sempat terlintas pada benak saya, tentang bagaimana untuk mendapatkan kerokan khas ibu lagi. Sulit rasanya untuk mendapatkan itu. Sehingga saya berfikiran untuk menyerah pada usaha yang mungkin dapat dikatakan siasaia. Sehingga pada suatu hari saya mendengar obrolan sesama pengguna kerokan dan emak-emak pemilik warung kopi tempat biasa para pekerja serabutan nongkrong. Obrolan singkatnya seperti ini "Beden kaule asake'an kabbi neka mak..... Transletnya begini "badan saya sakit semua ini mak", kata orang yang berjarak satu orang disebelah kanan saya. " Empian geneka masok angin...coba kerrek angguy BalsemLang na cong, nyaman angak ka beden! .Transletnya "kamu itu masuk angin....coba kerok pakai BalsemLang, hangat ke badan!" kata emak-emak pemilik warung kopi. Mendengar obrolan itu, saya mencoba dikerok menggunakan BalsemLang ketika mengalami sakit. 

Ternyata, kata-kata emak-emak pemilik warung kopi itu benar adanya. Saat dikerok menggunakan BalsemLang seperti dirawat oleh rumah sakit berpredikat bintang lima (paripurna). Kenapa? Nah pada saat dikerok menggunakan BalsemLang, ingatan saya terangkat kembali kebeberapa tahun lamanya. Terangkat pada alam prasadar ke alam sadar tentang kerokan ibu. Kerokan menggunakan BalsemLang tidak hanya mendapatkan kesehatan fisik, tetapi saya juga mendapatkan kesehatan psikis. Kesehatan psikis yang saya maksut seperti mengingatnya masa dimana kehangatan dan harum khas kerokan ibu terangkat kembali ke alam sadar saya.  

Sumber: pic
Sumber: pic
Oleh sebab itu, Ibulah salah satu yang sangat berjasa bagi pengobatan yang saya gunakan dan lakukan saat ini "DikitDikitJanganMinumObat".  Banyak reverensi yang saya temui tentang kerokan (scraping) dapat menyehatkan badan.  Akan tetapi terdapat salah satu artikel yang saya baca tentang kerokan dapat menyehatkan badan yang sakit sekaligus mengingatkan saya akan kedekatan emosional dengan orang tua, khususnya ibu saya. Seperti ada satu artikel yang saya baca ditulis oleh Sri Rejeki di laman nasional.kompas yang mengutip kata-kata Tamtomo (10/04/2012). Rejeki menjelaskan bahwa ada unsur biopsikososial didalam hubungan antara ibu yang mengerok terhadap kesembuhan anak. Ini mejelaskan bahwa ketika kita dikerok munculnya hubungan batiniah yang sangat mendalam antara seorang ibuk yang sedang mengerok anaknya. Khusus saya, biasanya saat dikerok oleh ibu, banyak hal saya bicarakan dengan ibu ketika dikerok. Curhat akan kedekatan saya akan teman wanita terkadang juga sampai ketiduran dipangkuan sang ibu saat dikerokin. Itu lah korelasi antara kerokan dan ibu, terkandung kemistisan yang sangat mendalam.

Kenapa Saya Menggunakan BalsemLang?

Masih ingat dalam benak saya, satu hal yang membuat ketidak nyamanan saat dikerok ibu, yaitu saat mengganti media kerokan. Saya menyebutnya dulu Minyak Mbah Urut, karena tidak bermerek dan tidak ber-SNI (hahaha seperti helm saja). Mungkin kalian para pengguna kerokan juga sepakat dengan saya. Ketika mengalami yang namanya dikerok menggunakan Minyak Mbah Urut tanpa merek ini, seperti menggunakan minyak goreng saja. Memang sih licin, tidak sakit, tapi bau dan lengketnya yang membuat saya terkadang menolak penggunaan Minyak Mbah Urut itu. Saat ini pun permasalahannya juga sama. Jangan pun menggunakannya, dari jauh saja ketika saya sudah siap dengan membuka baju, lalu berbaring siap untuk dikerok, tetapi ketika mencium Minyak Mbah Urut langsung saya menggunakan baju kembali ingin kabur rasanya. Tidak tau kenapa, tapi yang jelas saya tidak suka akan bau dan lengketnya yang seperti minyak goreng.

Sebagai salah satu media kerokan, BalsemLang merupakan media yang aman recommended digunakan untuk disaat kerokan. Kenapa? Selama saya menggunakan BalsemLang ,bau dan lengket tidak enak yang saya rasakan sudah tidak ada lagi. Maklum karena BalsemLangsudah berstandart nasional, jadi sudah aman dan nyaman digunakan oleh kalangan para pencinta kerokan masyarakat Indonesia. Dari banyaknya opini yang saya ceritakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ada tiga faktor kenapa saya mengnjurkan para pencinta Kerokaisme menggunakan BalsemLang. Pertama, BalsemLang memiliki aroma yang tidak mengakibatkan bau yang tidak disukai oleh para pengguna kerokan. Kedua, BalsemLang tidak lengket seperti minyak goreng ketika kita dikerok, tidak sama ketika menggunakan Minyak Mbah Urut itu. Ketiga, yang paling utama bagi saya, atau mungkin bagi para pengguna kerokan ialah Ibu. Khas kehangatan dan harum seorang ibu terdapat di BalsemLang ini. Ketika saya dikerok dengan rileks, santai, tidur tak mau, bangun juga tak mau maka ingatan orang tua muncul kembali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun