Mohon tunggu...
faisal fahmi mrp
faisal fahmi mrp Mohon Tunggu... Relawan - Pemula bersahaja

Searching.......

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dicabut Nyawanya

18 Juli 2017   09:29 Diperbarui: 18 Juli 2017   09:31 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
naskahpercuma.blogspot.com

Puisi| hampir bertemu dengan sang pencabut nyawa.

Mereka tak mau tahu dan tak satupun disekitarku

Sulit kuungkapkan dengan berbagai kalimat yang mungkin kau pun tidak mengerti

Hidupku pun berada tepat dekat dengan senyap

Zona merah sudah dekat pas disamping telingaku

berbisik suara-suara ajakan

tarikan nafas berat, jantung bedebar kencang, suhu tubuh panas dingin kurasa

bercak noda putih membuat pandanganku berkaca berkunang-kunang tidak jelas

langkah kakipun sudah terantuk kaki meja terbentur pula tiang jendela

ku cari perlahan asal suara  itu sampai ke ujung lorong dapur

masih ada saja suara tapi tidak berasal, dimana aku cari lagi sedangkan malam ini gelap

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun