Mohon tunggu...
Faisal Basri
Faisal Basri Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Restorasi Jakarta, Mungkinkah?

6 Agustus 2013   22:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:33 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan lalu saya mengunjungi Kitakyushu, Jepang. Kota ini merupakan salah satu sentra industri di Jepang, termasuk industri berat. Nippon Steel memiliki pabrik yang menghasilkan rel kereta api yang dipasok ke seluruh Jepang. Pada tahun 1960an, Kitakyushu mengalami polusi berat dari cerobong asap pabrik-pabrik yang berlokasi di sepanjang pantai. Akibatnya, kota dan pantai sangat kotor dan tidak sehat, tercemar oleh polusi udara dan air.  Dua puluh tahun dibutuhkan untuk melakukan transformasi. Kini keadaan Kitakyushu sudah berubah total sebagaimana terlihat pada gambar. Pada tahun 1960-an bibir-bibir sungai dipadati rumah-rumah kumuh, mirip seperti pemandangan di Jakarta dewasa ini. Kini sudah berubah total. Sungai-sungai bersih, warnanya berubah dari cokelat menjadi biru. Pemukiman warga direlokasi ke lokasi yang lebih aman dan layak, berikut dengan fasilitas penunjangnya. Di kedua sisi sungai menjadi kawasan publik, terbuka dan bersih.

Transformasi Kitakyushu dimotori oleh warga, terutama kaum ibu. Merekalah yang paling merasakan dan menderita akibat kota yang kotor dan kumuh. Anak-anak mereka terjangkit berbagai jenis penyakit. Kulit anak-anak mereka kusam atau cemong jika bermain di luar rumah. Ketika diterima oleh Walikota Kitakyushu, kami banyak memperoleh penjelasan tentang proses transformasi kota ini. Walikota optimistik Jakarta tak perlu menunggu 20 tahun untuk bertransformasi. Jakarta bisa belajar dari kota-kota yang telah mengalami transformasi. Tak lagi perlu belajar dan mereka-reka dari titik nol. Apalagi Jakarta tak mengalami persoalan seberat Kitakyushu di tahun 1960-an. Praktis tinggal satu-dua saja industri berat yang tersisa di Jakarta. Persoalan lebih berat bagi Jakarta adalah tekanan penduduk dan rehabilitasi sungai. Tak ada yang tidak mungkin. Visi pembangunan jangka panjang Jakarta harus segera dibentangkan. Kita tunggu desain besar dari pak Gubernur. Kita niscaya bisa. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun