Gubernur Bank Indonesia (BI) hari ini (9/9) mengatakan pertumbuhan kredit tahun 2017 bakal mencapai 11 persen. Menurut Gubernur BI, perkiraan itu akan tercapai jika pertumbuhan ekonomi 5,1 persen. Jika asumsi pertumbuhan 5,2 persen, pertumbuhan kredit bisa di atas 12 persen. Jadi, pertumbuhan kredit sangat ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB).
Besarnya kredit menentukan investasi atau pembentukan modal domestik bruto. Sedangkan investasi merupakan komponen dari PDB.
Identitas pendapatan nasional adalah sebagai berikut:
Y = Cp + I + G + (X - M)
yang mana Y adalah pendapatan nasional atau PDB; Cp adalah konsumsi rumah tangga; G adalah belanja pemerintah; I investasi atau pembentukan modal tetap bruto; X ekspor barang dan jasa; dan M impor barang dan jasa.
Dari situ tampak Y dipengaruhi oleh I atau pertumbuhan ekonomi dipengaruhi pertumbuhan investasi, yang mana pertumbuhan investasi ditentukan oleh pertumbuhan kredit. Pertumbuhan kredit perbankan tidak terlalu penting jika investasi didominasi oleh investasi pemerintah dan investasi asing langsung. Namun, selama ini yang terpenting selalu pertumbuhan kredit perbankan.
Selama tahun 2016, pertumbuhan kredit melemah, tidak pernah menembus dua digit. Data terbaru menunjukkan pertumbuhan kredit pada Juni 2016 hanya 8,9 persen. BI memperkirakan pertumbuhan kredit selama tahun 2016 bakal di kisaran 7 persen sampai 9 persen. Mungkin karena itu BI baru-baru ini mengoreksi perkiraan pertumbuhan tahun 2016 dari 5,0 persen sampai 5,4 persen menjadi 4,9 persen sampai 5,3 persen. Pola hubungan ini lebih cocok ketimbang pernyataan Gubernur BI di atas.
Pola hubungan pertumbuhan kredit dipengaruhi pertumbuhan ekonomi mencerminkan sikap pasif BI. Kalau BI hendak proaktif, maka BI melakukan berbagai upaya untuk mendorong kredit. Katakanlah pertumbuhan kredit dipacu menjadi 15 persen. Pendorongnya antara lain hasil dari program amnesti pajak. Lalu diluncurkan kebijakan pendukung seperti penurunan LTV untuk properti dan kendaraan bermotor. Dari itu semua keluarlah prediksi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Kalau target pertumbuhan ekonominya relatif rendah, berarti BI sendiri ragu dengan kemungkinan kredit tumbuh lebih tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H