Mohon tunggu...
Faisal Basri
Faisal Basri Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mengukur Perubahan Nilai Tukar Rupiah

5 Maret 2016   06:19 Diperbarui: 5 September 2024   13:47 1246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (sumber: thinkstock via kompas.com)

Di blog ini saya pernah menulis Salah Kaprah Menghitung Nilai Rupiah.

Bloomberg memeragakan penguatan rupiah terhadap dollar AS dengan benar. Garis putih menunjukkan penguatan rupiah terhadap dollar AS sejak awal Januari. Pada akhir pekan ini (4/3), Rp 1 = 0,00007599. Akhir tahun lalu nilai Rp 1 = 0,00007249. Dengan demikian, rupiah menguat sebesar 4,83%.

Bandingkan dengan penampakan di laman Bank Indonesia (BI). Judul di laman BI "Kurs tengah USD -IDR". Berarti laman BI bukan mengukur nilai tukar rupiah melainkan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah. Pada 4 Maret, satu dollar AS = Rp 13.159.

BI menggunakan skala normal, ke arah bawah semakin turun, ke arah atas semakin naik. Memang, kenyataannya nilai dollar AS semakin melemah terhadap rupiah.

[caption caption="Sumber: Bank Indonesia"]

[/caption]

Penampakan di laman BI juga benar adanya, tetapi terbalik dengan penampakan Bloomberg. BI yang milik Indonesia mengukur nilai dollar AS terhadap rupiah, sedangkan Bloomberg yang milik warga AS dan berkantor pusat di AS, mengukur nilai rupiah terhadap dollar AS.

BI boleh jadi membuat penampakan seperti itu untuk tujuan kepraktisan dan lebih komunikatif. Kalau menampakkan nilai rupiah terhadap dollar AS, angka di belakang koma bakal banyak dan diawali empat angka nol seperti terlihat di penampakan Bloomberg. 

Cermati pula angka di skala yang tanpa koma atau titik, tetapi di angka kurs harian menggunakan koma. Peraga di bawah saya ambil dari laman BI versi bahasa Indonesia.

Kesan sepintas, tampilan di laman BI menunjukkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Kesan selanjutnya rupiah mengalami kemerosotan karena arahnya ke bawah.

Untuk mengatasi persolan kedua, saya menggunakan skala terbalik (inverted scale): ke arah atas berarti penguatan rupiah dan ke arah bawah pelemahan rupiah. Cara ini pun tidak menunjukkan pengukuran yang benar, tetapi setidaknya memberikan kesan sepintas yang konsisten dengan kelaziman: skala ke arah atas berarti nilai tukar rupiah menguat atau naik, skala ke arah bawah melemah atau turun. Cara Bloomberglah yang benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun