Mohon tunggu...
Faisal Basri
Faisal Basri Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kecenderungan Baru Dunia: Perdagangan Melemah

5 Februari 2016   04:59 Diperbarui: 5 Februari 2016   05:05 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah tiga tahun pertumbuhan volume perdagangan dunia lebih rendah ketimbang pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dunia. Di tengah arus globalisasi yang tidak mengendur, fenomena ini nyaris tak pernah terjadi bertahun-tahun. Bandingkan baris pertama dan baris terakhir pada peraga. Tahun ini besar kemungkinan fenomena itu berlanjut.

Dengan menggunakan data yang lebih panjang, terlihat ekspor dunia kentara sekali mengalami tekanan.

Pelemahan kinerja perdagangan dunia juga tercermin dari Baltic Dry Index yang menyentuh titik terendah sejak indeks ini diperkenalkan tahun 1985. Pada November 2015 BDI menyentuh aras di bawah 500, tepatnya 495. Lihat Menyikapi Tantangan Ekonomi 2016.

Majalah Economist pernah pula mengulas persoalan ini. Pertumbuhan nilai perdagangan dunia sudah berada di zona negatif sejak 2012, sedangkan pertumbuhan volume perdagangan dunia mendekati nol.

Kondisi perdagangan dunia yang melemah berakibat tekanan terhadap negara-negara emerging markets semakin berat. Pasar negara-negara maju tidak bisa lagi diandalkan sebagai sumber pertumbuhan ekspor. Persaingan semakin ketat.

Jika hendak menembus pasar negara maju hampir tidak ada piliha kecuali merebut pangsa pasar negara pesaing atau berkolaborasi dengan mereka semisal bergabung dengan Trans Pacific Partnership (TPP). Vietnam dan Malaysia memilih bergabung dengan TPT. Filipina telah menyatakan niat serius untuk bergabung. Presiden Jokowi juga menyatakan minatnya ketika bertemu Presiden Amerika Serikat di Gedung Putih tahun lalu.

India menempuh cara lain, yaitu mencari pasar baru dengan melakukan penetrasi ke negara-negara tetangga di bibir Samudera Hindia. Walaupun mayoritas negara di kawasan itu masih relatif miskin, namun jika digabungkan potensinya melebihi ASEAN.

Tidak ada kata lain bagi Indonesia kecuali berbenah total di segala lini untuk meningkatkan daya saing dan mengintensifkan diplomasi ekonomi. Lihat Menunggu Diplomasi Ekonomi Total.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun