[caption caption="Tabel perhitungan produk domestik bruto (PDB) | Koleksi Pribadi"][/caption]Sahut-sahutan bak berbalas pantun soal data beras terus berlanjut di internal pemerintah. Kali ini antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian. Menteri Perdagangan mempertanyakan surplus beras 10 juta ton tahun 2015. Pasalnya, harga beras masih saja naik sampai Januari 2016. Menurut BPS, beras merupakan salah satu penyumbang utama inflasi Januari 2016. Sudah berbulan-bulan seperti itu.
Kementerian Pertanian membela diri. Lihat Data Surplus Beras Diragukan. Anehnya, Kementerian Pertanian menggunakan data stok beras 2007-2011 hasil survei Sucofindo dan Kementerian Perdagangan. Kalau hendak membuat neraca beras yang akurat seharusnya stok beras tahun 2015 juga berdasarkan survei tahun yang sama.
Dalam perhitungan produk domestik bruto (PDB), BPS selalu memasukkan unsur stok atau inventori.
Kalau produksi turun, stok cenderung turun. Karena itu stok selalu berubah dari waktu ke waktu. Kalau stok turun, harga cenderung naik.
Kuncinya masih tetap tentang asumsi produksi yang dipertanyakan banyak kalangan. Salah satunya lihat Salah Hitung Produksi Beras.
Kementan tidak cukup mengklaim stok beras aman sementara harga beras terus merangkak naik.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H