Mohon tunggu...
Faisal Basri
Faisal Basri Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tekanan Eksternal Masih Berat

4 Januari 2016   23:53 Diperbarui: 5 Januari 2016   00:35 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sama seperti tahun 2015, tekanan eksternal tahun 2016 masih akan cukup berat (lihat "Menyikapi Tantangan Ekonomi 2016"). Ekspor diperkirakan belum dapat diharapkan naik secara berarti, bahkan mungkin masih melanjutkan trend menurun yang sudah berlangsung selama empat tahun berturut-turut. Nilai ekspor sepanjang tahun 2015 diperkirakan tidak akan melebihi 150 miliar dollar AS, jauh lebih rendah ketimbang tahun 2014 sebesar 176,3 miliar dollar AS. Penyebab utamanya adalah harga komoditas yang diperkirakan terus turun melanjutkan trend beberapa tahun terakhir. Kenaikan harga kmoditas diharapkan baru terjadi tahun 2017.

Transaksi perdagangan memang berbalik surplus tahun 2014 setelah selama tiga tahun berturut-turut sebelumnya mengalami defisit. Namun, suplus perdagangan tahun 2015 bukan karena ekspor naik melainkan karena nilai impor turun lebih besar ketimbang penurunan impor.

Tahun 2016 impor diperkirakan naik sejaan dengan investasi yang meningkat lebih cepat dan pembangunan infrastruktur yang terus dipacu. Dengan demikian, surplus transaksi perdagangan terancam kembali defisit.

Ceteris paribus, tekanan terhadap neraca pembayaran 2016 hanya akan terhindari jika dan hanya jika arus modal asing neto cukup memadai untuk mengopensasikan defisit akun lancar (current account) yang cenderung membesar.

Pada tahun 2015, negara emerging markets mengalami arus modal asing keluar terbesar sepanjang sejarah, lebih dari setengah triliun dollar AS. Tahun ini tekanan masih berlanjut walaupun tidak separah tahun lalu.

Oleh karena itu, mau tak mau kebijakan investasi harus lebih kondusif serta stabilitas fiskal dan moneter harus lebih terjaga. Jika tidak, rupiah bakal terus mengalami tekanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun