Mohon tunggu...
Faisal Basri
Faisal Basri Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Secercah Harapan di Awal Tahun

13 Januari 2014   23:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:51 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1389642705548153413

[caption id="attachment_315647" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Cukup banyak perkembangan lumayan menggembirakan dalam dua minggu terakhir di awal tahun 2014. Nilai tukar rupiah menguat dari Rp 12.242 per dollar AS di awal tahun menjadi Rp 12.047 pada 13 Januari 2014. Pada hari Senin (13/1) indeks harga saham melonjak 135,8 poin menjadi 4.390,771, menjadikan pertumbuhan year on year (yoy) dan year to date (ytd) positif, masing-masing 1,97 persen dan 2,73 persen. Cadangan devisa juga naik cukup banyak, menembus 100 miliar dollar AS, terutama berasal dari hasil penjualan Surat Utang Negara (SUN) dalam valuta asing senilai 4 miliar dollar AS di awal tahun ini. Sebelum penjualan SUN itu, cadangan devisa sudah naik lima bulan berturut-turut, dari 92,7 miliar dollar AS pada akhir Juli menjadi 99,4 miliar dollar AS pada akhir Desember 2013. Perekonomian dunia juga terus membaik. Pengangguran di AS turun tajam dari 7,0 persen pada bulan November menjadi 6,7 persen pada bulan Desember 2013. Sejauh ini pertumbuhan ekonomi AS menunjukkan peningkatan dari triwulan ke triwulan. Eropa pun demikian, juga Jepang. Negara-negara maju kembali menjadi motor pertumbuhan dunia, sehingga diharapkan menyerap lebih banyak impor, termasuk dari Indonesia. Sebaliknya, harga minyak mentah dunia sudah berangsur turun menjauh dari 100 dollar AS per barrel. Hari ini pk. 8:56 pagi waktu New York, harga minyak mentah Texas sweet di pasar New York sudah turun lagi menjadi 91,83 dollar AS per barrel dibandingkan akhir minggu lalu sebesar 92,89 dollar AS per barrel. Harga beberapa komoditas ekspor nonmigas Indonesia berangsur naik, misalnya kopi, minyak sawit, cokelat, dan tembaga. Harga batubara diperkirakan naik tahun ini. Harga beberapa jenis produk tambang dan minyak sawit diperkirakan bakal terus naik sebagai akibat dari kebijakan pemerintah Indonesia melarang ekspor hasil tambang mentah dan mengonversi minyak sawit menjadi biodiesel. Memang ada dampak penurunan volume ekspor pasca penerapan Undang-Undang Minerba yang mulai diberlakukan 12 Januari 2014, namun agaknya relatif kecil. Yang lebih penting, dalam jangka menengah dan panjang penerapan ketentuan tersebut bakal positif bagi industri dan perekonomian Indonesia. Penguatan nilai tukar rupiah setidaknya bisa meredam pembelian valuta asing untuk tujuan spekulasi. Bahkan, sebaliknya, boleh jadi mempercepat konversi simpanan dollar ke rupiah untuk tujuan belanja pemilu yang mulai gencar.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun