Mohon tunggu...
Faisal Basri
Faisal Basri Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Habis Berbinar-binar Berganti Suram

11 April 2014   02:00 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:49 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehari menjelang pemilu 9 April saya menulis "Indeks Saham Indonesia Berbinar-binar Songsong Pemilu" (http://kom.ps/AFfcr5). Betapa tidak. Per 2 April 2014 indeks saham Indonesia berdasarkan perhitungan year date (ytd) kinerja saham kita paling tinggi di dunia dengan pertumbuhan 22,8 persen dalam $ terms.

Sehari setelah pemilu, indeks harga saham gabungan melorot tajam 155,68 poin atau -3,16 persen dibandingkan sehari sebelum pemilu. Hasil pemilu yang menunjukkan kekuatan politik semakin terfragmentasi (http://kom.ps/AFfdzk) menjadi sentimen negatif di bursa saham. Boleh jadi pelaku pasar memandang hasil pemilu bakal menciptakan pemerintahan koalisi banyak partai dan sarat kompromi, sehingga sulit menggulirkan kebijakan-kebijakan yang tidak populis tetapi menjadi obat mujarab bagi pembenahan struktural perekonomian Indonesia.

Agaknya masih ada peluang untuk membuktikan pandangan itu tidak sepenuhnya benar. Kalau kita punya presiden dan wakil presiden yang memiliki visi kuat dan sigap dalam mengambil keputusan dan dibantu oleh para menteri yang mumpuni, tantangan berat ke depan dapat dihadapi dengan penuh determinasi.

Sepanjang agenda rakyat yang mengedepan dan menjunjung tinggi rasa keadilan, niscaya pemerintahan baru nanti bakal didukung oleh mayoritas rakyat. "Koalisi" yang bakal terbentuk diharapkan juga kokoh dan konsisten memenuhi kesepakatan pokok yang menjadi platform pemerintahan "koalisi". Mungkin itu sebatas harapan. Tak ada salahnya berharap ketimbang terus menggerutu dan turut memadamkan asa perubahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun