Mohon tunggu...
Faisal Basri
Faisal Basri Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Saya Memilih Jokowi?

6 Juli 2014   07:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:17 2427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perlu diketahui, perhitungan indeks gini untuk Indonesia berdasarkan pengeluaran, bukan pendapatan. Jika berdasarkan pendapatan, hampir bisa dipastikan Indeks Gini Indonesia lebih buruk lagi, boleh jadi telah masuk kategori ketimpangan tinggi.

Perolehan kelompok top-20 (penduduk 20 persen terkaya) naik dari 40,2 persen pada tahun 1963 menjadi 45,3 persen tahun 1978. Peningkatan paling tajam terjadi dari  41,2 persen tahun 2009 menjadi 49 persen pada tahun 2013.

Tak kurang dari seorang Thomas Piketty pun memasukkan Indonesia dalam kajian ketimpangan yang tertera dalam bukunya yang fenomenal berjudul "Capital in the Twenty-First Century." Di situ tampak ketimpangan di Indonesia--yang diukur dengan penguasaan kelompok 10 persen terkaya dalam pendapatan total--memburuk dan lebih buruk dari China dan India.

Peraga berikut menunjukkan sekitar empat per lima penduduk Indonesia mengalami peningkatan pendapatan lebih rendah dari rata-rata. Tampak pula, semakin miskin penduduk semakin rendah pertumbuhan pendapatannya--we're growing apart.

Kita juga mengalami perlambatan dalam memerangi kemiskinan. Garis hitam melengkung yang berbentuk cekung mengindikasikan hal itu. Sekalipun program pengentasan orang miskin semakin banyak dan peningkatan alokasi dananya meningkat berlipat ganda, ternyata hasilnya tidak menggembirakan. Serasa "pisau" yang digunakan semakin tumpul.

Pilar utama kemajuan suatu bangsa adalah sumber daya manusianya. Bagaimana pembangunan bisa mengakselerasi dan menghasilkan distribusi pendapatan yang lebih merata kalau kinerja pendidikan kita tertatih-tatih. Skor pendidikan Indonesia berada di urutan kedua terbawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun