Secara teologis, Covid-19 harus dipandang dalam perspektif tauhid. Virus ini merupakan makhluk Allah yang juga selalu bertasbih dan mengagungkanNya, sebagaimana makhluk lainnya (QS. al-Isra' [17]: 44). Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, virus ini juga bukan makhluk yang muncul secara tiba-tiba dan "kebetulan". Virus ini, dengan semua dampak yang mengikutinya, muncul dalam skenario Tuhan yang telah diputuskan dan ditetapkan di Lauh al-Mahfuz sebelum seluruh makhluk diciptakan (QS. al-Hadid [57]: 22).
Pada peringatan 108 tahun kemarin (18/11), wabah dan situasi terkini di tanah air menjadi fokus perhatian Muhammadiyah. Ormas Islam yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan ini memberikan empat solusi.
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, pihaknya melalui Pusat Komando Covid-19 Muhammadiyah (MCCC), Aisyiyah dan seluruh komponen gerakan telah memberikan kontribusi terbesar terhadap pandemi sejak awal dan mencari solusi.
Dari bidang kesehatan, sosial ekonomi, pendidikan masyarakat hingga bimbingan agama dalam ijtihad tarjih. Oleh karena itu, tema peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah "penguatan gerakan keagamaan untuk menghadapi wabah dan masalah bangsa".
Solusi yang diajukan Muhammadiyah dan lainnya adalah pemerintah di semua tingkatan, baik legislatif, yudikatif, TNI, Polri, partai politik, dan lembaga lainnya harus memiliki rasa tanggung jawab politik dan mentalitas yang tinggi. Salah satu tanggung jawab dan agenda terberat negara saat ini adalah membangun persatuan nasional. Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa solusi kedua adalah bahwa warga negara dari semua negara harus menanggapi epidemi dan memecahkan masalah nasional dalam semangat kooperatif, dan memikul kewajiban dan tanggung jawab bersama. Heydar menyerukan untuk menjauhi kepentingan kelompok yang egois dan sempit yang merugikan pluralisme.
Selanjutnya, Heydar mengatakan bahwa umat Islam harus menjadi contoh yang baik ketika menghadapi situasi masyarakat dan bangsa yang kompleks dan beragam saat ini, disertai dengan sikap yang cerdas dan bijaksana. Kemudian, untuk solusi keempat, Haedar mengajak seluruh warga Muhammadiyah menjadi pemberi solusi yang sesuai dengan kepribadian dan prinsip gerakan dalam Islam progresif. "Mari kita sebarkan risalah Islam progresif wasatiyah dengan menampilkan tokoh-tokoh Islam yang damai, ukhuwah, lemah lembut, berwawasan luas, ta'awun dan tasamuh," ujarnya.
Bahkan, masyarakat Indonesia telah merasakan pengaruh Muhammadiyah dalam segala bidang jasa bisnis. Jokowi mencontohkan cucu pertamanya, Jan Ethes Sri Narendra, yang lahir di RS PKU Muhammadiyah Solo. "Ibu Iriana juga kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta," lanjut Jokowi.
Jokowi mengatakan Muhammadiyah juga memberikan kontribusi yang signifikan dalam merespons dampak pandemi Covid-19. Diantaranya, melalui tim Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC). Pelayanan juga diberikan melalui 40 universitas di 82 RS Muhammad di berbagai provinsi. Ia mengatakan: "Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para dokter, tenaga medis dan tenaga kesehatan di RS Muhammadiyah dan Aisyiyah atas kerja kerasnya siang malam."
Saat itu, Joko juga mengajak Muhammadiyah untuk berpartisipasi dalam sosialisasi vaksinasi kepada masyarakat. Sehingga orang bisa mendapatkan informasi Kebenaran tentang vaksin Covid-19. Pemerintah saat ini sedang mempersiapkan rencana untuk memastikan keamanan dan efektivitas vaksin komunitas.
Selain itu, Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Provinsi Jawa Timur, berharap Muhammadiyah konsisten dan istiqamah dalam menjaga karakter bangsa. Yakni dengan menginspirasi umat dan membawa pesan rahmatan lil alamin. "Hanya dengan cara ini kita dapat mencapai perdamaian dan kerukunan di antara masyarakat di Indonesia," katanya.
Muhammadiyah mengembangkan strategi yang ditetapkan Muhammadiyah, yang didasarkan pada Perintah Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 02/MLM/I.0/H/2020, Komando Muhammadiyah Covid Center (MCCC), yang menunjukkan perannya dalam membantu Indonesia menyingkirkan Peran Covid 19 Terkait Wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-2019). 19). MCCC terus melakukan aksi untuk membantu negara (negara ta'awun) merespon pandemi Covid 19. Muhammadiyah merupakan organisasi kemasyarakatan yang pemimpinnya dipercaya oleh masyarakat. Pimpinan paguyuban mendorong jaringan MCCC untuk membantu masyarakat merespons Covid-19.