Mohon tunggu...
Fharesky Faisal Al Akbar
Fharesky Faisal Al Akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - الله

Instagram: fhrsky.fsl

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Macam-macam Pandangan Tercela

6 Juni 2021   18:17 Diperbarui: 6 Juni 2021   19:23 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pertama, pandangan yang berhubungan dengan syahwat. Contohnya pandangan laki-laki terhadap aurat perempuan. Pandangan perempuan terhadap aurat laki-laki. Ini jelas haram, baik yang ada di televisi maupun yang ada di internet. Sudah. Orang yang menempuh jalan Allah memiliki keputusan "Sejak hari ini, aku tidak akan melihat hal-hal seperti itu." 

Kedua, melihat dunia dengan penglihatan takzim. Tidak ada salahnya jika kita melihat makhluk Allah yang memiliki keindahan dengan penglihatan mengagungkan. Ini adalah buatan Allah. Ini adalah makhluk Allah. Hanya saja, ketika melihat sesuatu kita terkadang lupa hanya mengagungkan sesuatu tersebut. Bahkan, ada kalanya kekaguman kita terhadap sesuatu membuat kita berfikir, "Apakah saya bisa memilikinya?" Sehingga kita melihat sesuatu itu hanya karena ingin mencarinya. Ini adalah kekaguman yang menjadi fitnah. Karena itu kita dilarang melihat dunia dengan penglihatan mengagungkan  (takzim).  Bahkan diharamkan kita melihat dunia dengan penglihatan seperti itu. Tidak ada salahnya kita melihat dunia, namun jangan sampai hati kita menaruh hormat kepadanya. Maksud menaruh hormat disini adalah menggunakan hati, tenaga prinsip, waktu, dan segala sesuatu demi dunia. Sehingga dunia menjadi tujuan kita.

Ketiga, memandang salah satu makhluk Allah dengan penglihatan merendahkan. Contohnya, kita melihat seseorang kemudian meremehkannya. Mengapa meremehkan? Mungkin karena hartanya lebih sedikit dari harta kita. Ingatlah , harta itu yang halalnya dihisab dan yang haramnya jadi siksaan. Atau anda merendahkan orang lain hanya karena melihat diri memiliki ilmu lebih banyak dari mereka. Allah akan menanyai anda. Mengapa anda melihat diri lebih baik darinya? Apakah karena jabatan atau keturunan? Sungguh Abu Lahab lebih tinggi keturunannya dari anda. Namun, keturunan itu tidak memberi manfaat apapun baginya. Kita memang mencintai dan menghormati Ahlul Bait, namun keturunan saja tidak cukup jika agama terlepas dari mereka. Jangan melihat pendosa atau ahli maksiat dengan pandangan kekurangan atau meremehkan. Sebab, pandanganbitu berbahaya, diharamkan, dan bisa menggelapkan hati.

Dikutip dari kitab : Ayyuhal Murid Habib Ali al Jufri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun