Mohon tunggu...
Faisal Rahman
Faisal Rahman Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik di MAN 1 Murung Raya Kalimantan Tengah

Hobi saya nonton, topik favorit saya sejarah dan psikologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Menggunakan Pendekatan Behavioral dengan Teknik Latihan Asertif (Best Practice)

25 November 2023   17:19 Diperbarui: 26 November 2023   08:08 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENDAHULUAN

MAN 1 Murung Raya sebagai salah satu madrasah setingkat SMA berupaya untuk menjalankan fungsi sekolah, salah satunya adalah pengembangan keterampilan sosial peserta didik melalui interaksi dengan teman sekelas dan guru, siswa belajar berkomunikasi, berkolaborasi, dan membangun hubungan sosial. Hal ini diharapkan membantu dalam pengembangan keterampilan sosial yang penting untuk kehidupan pribadi dan profesional. Namun pada perkembangannya masih ditemukan kurang harmonisnya hubungan antara peserta didik dan wali kelasnya.

Gejala ini ditemukan ketika guru BK melaksanakan kegiatan identifikasi masalah pada PPG Dalam Jabatan Angkatan 2 Bidang Studi Bimbingan Konseling Universitas Negeri Makassar Tahun 2023. Berdasarkan wawancara dengan wali kelas, konseli menolak permintaan untuk menjadi petugas upacara. Perilaku konseli ketika menyampaikan sikapnya dalam menolak permintaan wali kelasnya dinilai kurang baik. Menurut wali kelasnya akhir-akhir ini konseli suka menghindar, walaupun hanya sekedar untuk bersalaman ketika menutup pembelajaran. Terhitung dalam satu bulan terakhir pada empat kali perteman sikap konseli selalu sama. Di samping itu wawancara juga dilakukan kepada beberapa siswa yang satu kelas dengan konseli terungkap bahwa konseli kurang bisa bergaul dengan siswa yang bukan teman akrabnya, selain itu konseli sulit diajak bekerjasama saat belajar kelompok dan penggalangan donasi. Sedikitnya tiga kali konseli tidak aktif dalam belajar kelompok dan dua kali tidak aktif saat penggalangan dana.

Ketika dilakukan wawancara dengan konseli, hasil yang didapat tidak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan wali kelas maupun siswa yang sekelas dengan konseli. Namun melalui wawancara tersebut diketahui alasan konseli menghindar dari wali kelasnya disebabkan adanya rasa bersalah sehingga merasa malu. Menurutnya keinginan untuk meminta maaf cukup besar namun konseli bingung untuk mencari cara untuk meminta maaf secara langsung. Selain itu konseli mengakui bahwa ia memang pernah tidak ikut dalam penggalangan donasi karena pada saat itu dia sedang tidak punya uang. Ia adalah salah satu santri pondok pesantren yang sehingga untuk biaya sehari-hari hanya menunggu kiriman dari orangtuanya.

Sikap konseli yang kurang menyenangkan saat menolak permintaan wali kelasnya, rasa bersalah yang muncul dalam diri konseli, serta besarnya keinginan konseli untuk meminta maaf namun rasa malu konseli membuat dia bingung harus melakukan apa. Dari sini disimpulkan bahwa terdapat hambatan dalam diri konseli yang menyebabkan rendahnya kualitas hubungan sosialnya di sekolah. Hambatan itu berupa rendahnya keterampilan komunikasi interpersonal. 

Menurut Rhina Widayanti dan Hadi Warsito (2013) kemampuan komunikasi interpersonal merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan individu dalam berinteraksi dengan orang lain. Seorang remaja yang mengalami masalah dalam komunikasi interpersonal bisa menghambat perkembangan remaja, menghambat kreatifitasnya dalam mengisi masa remaja dan kurang maksimal dalam berprestasi di sekolah  Oleh karena itu, penyusun menilai praktik ini penting untuk dibagikan.

Sebagai Guru BK yang memberikan bantuan, penulis juga berperan sebagai fasilitator bagi konseli melalui layanan konseling, membuat Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) yang relevan dengan masalah yang dihadapi siswa dan sejalan dengan perkembangan zaman, yaitu layanan BK yang lebih inovatif. Dalam hal ini saya juga perlu melakukan evaluasi dari proses dan hasil layanan yang sudah dilaksanakan agar dalam kegiatan pemberian layanan konseling dapat memperbaiki dan menggunakan teknik konseling yang lebih relevan terhadap konseli

Tantangan yang dihadapi penulis pada pelaksanaan layanan konseling ini dapat berasal dari siswa maupun guru BK, yang antara lain sebagai berikut:

Dari Siswa:

  • Konseli memiliki pemahaman sikap asertif yang rendah sehingga dalam mengekspresikan emosi negatifnya nampak perilaku tidak asertif.
  • Konseli merasa gengsi dan malu untuk mengakui kesalahan kepada wali kelasnya.
  • Konseli lebih sering menggunakan bahasa daerah dalam pergaulan sehari-hari baik di sekolah maupun di luar sekolah, sehingga perlu upaya memahami setiap kalimat yang diucapkan oleh konseli ketika tahap eksplorasi masalah.

Dari Guru BK:

  • Guru BK lupa melakukan teknik goal setting sesuai urutan tahapan dalam konseling behavior sehingga teknik tersebut dilakukan pada saat implementasi teknik
  • Ruang Praktik yang kurang kondusif mempengaruhi suasana hati saat melakukan praktik
  • Guru BK kurang menguasai bahasa daerah yang digunakan konseli sehingga sering melakukan validasi arti bahasa daerah kepada konseli.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka praktikan tertantang untuk melakukan hal sebagai berikut:

  • Guru BK perlu memberian layanan konseling kepada konseli yang mengalami keterampilan komunikasi interpersonal rendah.
  • Guru BK perlu mendampingi dan memonitor konseli yang memiliki keterampilan komunikasi interpersonal rendah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun