1 Oktober 2022 adalah tanggal dimana Indonesia bahkan dunia khususnya pada dunia sepak bola mengalami hal yang menyedihkan,bagaimana tidak 134 orang meninggal karena accident tersebut.Hal ini menjadi rekor dunia ke tiga setelah kejadian di Peru pada tahun 1964 dan di Ghana pada tahun 2001.
Kejadian ini disebabkan karena penggunaan gas air mata yang tidak pada tempat yang seharusnya,karena supporter dari arema yang kecewa akan kekalahan yang dialami tim kebanggannya karena para supporter kecewa mereka semua meluapkan emosinya dengan cara turun menuju lapangan yang dimana hal tersebut sudahlah sangat melanggar aturan yang berlaku serta adanya miskom karena pada saat itu gate 13 ditutup tetapi para supporter mendesak untuk keluar stadion lalu pihak kepolisian menembakan gas air mata dan disana terjadilah kegiatan yang berdesakan ada yang terinjak injak dan juga pastinya sesak nafas karena semua ingin keluar stadion kanjuruhan
Hal ini sangat memalukan sekali bahkan menjadi perhatian satu dunia,accident tersebut pun menjadikan sepak bola Indonesia diberhentikan sampai waktu yang tidak dapat ditentukan bahkan FIFA bisa menjatuhkan hukuman untuk pembekuan sepakbola di Indonesia hingga 8 TAHUN Â lamanya Indonesia tidak bisa mengikuti kompetisi di tingkat asean,asia,juga dunia sungguh sangat memprihatinkan
Lalu PSSI berpendapat "PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan. Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut. Untuk itu PSSI langsung membentuk tim investigasi dan segera berangkat ke Malang," kata Iriawan di situs resmi PSSI
Muhammad iriawan atau yang sering disapa dengan nama Iwan Bule sendiri pun diancam mundur oleh para pecinta sepak bola indonseia karena kurangnya kinerja PSSI untuk menanggulangi kejadian yang sangat memalukan sekali Shin Tae Yong pun berstatement apabila beliau mundur(Iwan Bule) maka Shin Tae Yong pun sama ia akan memilih untuk tidak lagi melatih timnas Indonesia di segala kelompok dan kategori usia yang ada
Semuanya jadi sangat sembrawut karena satu hal adanya tidak kedewasaan dari supporter  arema yang kalah dari musuh bebuyutan nya yaitu persebaya surabaya jadi merembet ke segala masalah yang ada dari kepolisian,pssi,masalah kemanusiaan,juga masalah miskomunikasi hal ini harus dijadikan pembelajaran dan tidak boleh di ulangi sekali pun karena sangatlah memalukan dan merugikan negara khususnya animo sepak bola Indonesia pasti sangat sangat kecewa mendengar kabar ini,dari keluarga korban jiwa pasti akan mengalami trauma yang sangat sangat menddalam sekali apalagi korban jiwa tidak lah sedikit tetapi banyak sampai bisa menjaddi rekor dunia
PSSI harus melakukan evaluasi besar besaran akan kejadian yang terjadi ini seperti edukasi kepada kepolisian tentang tidak diperbolehkannya lagi penggunaan gas air mata pada saat pertamdingan,lalu edukasi kepada para supporter untuk lebih dewasa boleh kita bersaing tetapi tentu bersainglah secara sehat tidak menggunakan fisik maupun kekerasan karena hal itu tidak dibenarkan mau tidak mau karena berhubungan langsung dengan kemanusian yang dimana kekerasan sudah sangat dilarang adanya
Dalam prespektif pancasila pun ini menyangkut banyak sila sila karena ada lebih dari satu kesalahan yang ada dan banyak aspek aspek seperti kemanusiaan permusyawaratan dan juga persatuan
Dari kemanusiaan sendiri adanya hal yang menyangkut seperti berdesakan dan juga adanya manusia yang terinjak injak ada pula yang terkena gas air mata yang dimana itu sangat miris terjadi dan sangat tidak mencerminkan kemanusiaan
Dari sila ke 4 atau pemusyawaratan adalah kuarangnya edukasi pada aparat kepolisian tentang tidak diperbolehkannya lagi penggunaan gas air mata pada pertandingan sepak bola karena sudah jelas FIFA mengeluarkan aturan tersebut tetapi tidak maksimal edukasi yang disampaikan kepada para aparat dan terjadilah miskomunikasi yang menyebabkan banyak korban jiwa meninggal
Dari sila ke 3 atau persatuan adalah para supporter Indonesia ternyata masih banyak yang kurang dewasa dan berfikir bahwa rivalitas masih penting rivalitas boleh saja karena tanpa rivalitas pastinya sepak bola terasa hambar tetapi para supporter harus lah berfikir bahwa kita ini satu yaitu Indonesia apabila masih diinginkan adanya rivalitas boleh tapi jangan lah sampai mengolok atau mengejek tim lawan apalagi sampai main kekerasan itu semua sangat tidak diperbolehkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H