Kradenan, Grobogan (12/08) -- Akibat adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak bulan maret lalu, Universitas Diponegoro memutuskan untuk mengambil kebijakan bahwa kuliah kerja nyata (KKN) di tahun ini dilaksanakan secara mandiri di desa masing-masing mahasiswa yang tersebar disebanyak 27 provinsi di Indonesia. Termasuk dari bagian KKN Tim II Universitas Diponegoro, adalah mahasiswi asal Grobogan yang melaksanakan KKN di desanya sendiri yaitu di Desa Kradenan, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Dalam KKN-nya ini, mahasiswi Undip yang kerap disapa Faisa ini melaksanakan 2 program dimana program pertama berkaitan dengan bidang studinya yaitu Ilmu Manajemen, serta program kedua berkaitan dengan adanya Covid-19. Kedua program yang dijalankan ini masih ada hubungannya dengan digitalisasi, mengingat saat ini kita telah memasuki era digital dimana segala aspek dalam berkegiatan sehari-hari telah terdigitalisasi dengan menggunakan sistem daring atau online.
Program pertama yaitu edukasi mengenai pencatatan atau pembukuan keuangan secara online kepada Badan Usaha Milik Desa atau BUMDES Kradenan. Di jaman modern seperti sekarang semua aspek dalam berkegiatan sehari-hari sudah serba online, tak terkecuali dalam menjalankan suatu badan usaha tentu sudah saatnya untuk berpindah dari sistem manual ke sistem daring atau online. Sedangkan, berdasarkan informasi yang disampaikan oleh ketua BUMDES Kradenan bahwa dalam pencatatan atau pembukuan keuangannya, mereka masih melakukannya secara manual yaitu dengan menggunakan buku, dimana penggunaan buku ini tentunya sangat rawan rusak ataupun hilang. Sehingga, BUMDES Kradenan tentunya tidak ingin tertinggal untuk turut membaharui sistem pembukuan keuangan mereka dari sistem manual menjadi sistem daring atau online.
Dalam menjalankan program ini, Faisa terlebih dahulu mengenalkan wadah atau platform yang bisa digunakan BUMDES untuk melakukan pembukuan secara daring (online) serta manfaat pembukuan dengan sistem tersebut, selanjutnya ia akan membantu BUMDES untuk membuatkan bentuk pembukuannya dengan menggunakan platform pembukuan yang paling mudah digunakan dan dipahami oleh pegawai BUMDES yang terdiri dari 3 (tiga) orang, dan kemudian akan mengajarkan pegawai-pegawai tersebut mengenai bagaimana cara kerja dan cara mengolah data keuangan dengan menggunakan platform tersebut.
Program kedua yaitu sosialisasi mengenai penjualan online kepada para pedagang Pasar Kalangon yang terkena dampak Covid-19. Seperti yang kita semua tahu, saat ini seluurh dunia termasuk Indonesia tengah menghadapi pandemi baru yang diakibatkan virus corona baru ini. Oleh karena adanya pandemi ini banyak sektor-sektor yang terkena dampaknya, salah satunya adalah sektor pariwisata. Sektor pariwisata merupakan sektor yang terkena dampak cukup besar karena pandemi ini. Di Desa Kradenan terdapat beberapa obyek wisata, salah satunya yaitu Pasar Kalangon. Berdasarkan penuturan Ketua BUMDES Desa Kradenan selaku pengelola Pasar Kalangon, pasar ini telah berhenti beroperasi selama lebih dari 3 bulan sejak pandemi ini melanda Indonesia, akibatnya para pedagang di Pasar Kalangon tidak lagi dapat berjualan selama pandemi ini berlangsung. Oleh karenanya, para pedagang yang kini tidak lagi dapat berjualan itu diajarkan tentang bagaimana cara berdagang atau berjualan secara daring (online) agar dapat kembali mendapatkan pendapatan walaupun pandemi Covid-19 masih berlangsung. Â Â Â
![Poster edukasi penjualan online/doc.pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/08/12/picsart-08-02-01-38-59-5f33cf7bd541df0ace5e7ac2.jpg?t=o&v=770)
Penulis: Faisa Putri Awali, Manajemen, FEB Undip
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI