Mohon tunggu...
Faisa Amanta Binar Mumtaz
Faisa Amanta Binar Mumtaz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Komunikasi

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jejak Sejarah di Gedung Djoeang 45

23 Juni 2024   07:54 Diperbarui: 23 Juni 2024   07:55 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gedung Djoeang 45, yang berada di Pasar Kliwon, Kota Surakarta, memiliki kisah tentang perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 silam. Gedung Djoeang 45 Didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1876 dan selesai pada tahun 1880. Gedung ini awalnya digunakan untuk melayani tentara Belanda, dan diberi nama Cantienstraat, yang berarti kantin atau tempat pelayanan untuk tentara Belanda. Hingga tahun 1942, kantin tetap ada.

Gedung Djoeang yang saat itu disebut Cantienstraat (Jalan Kantin), digunakan sebagai kantin VIP untuk tentara Belanda dan klinik selama masa penjajahan Belanda antara tahun 1880 dan 1942. Karena Benteng Vastenburg tidak lagi menampung tentara Belanda, gedung ini digunakan sebagai asrama militer.Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 dan 1945, pasukan Jepang merebut Gedung Djoeang dan menjadikannya markas dan barak militer.

Gedung ini digunakan sebagai tempat perlindungan anak-anak korban perang setelah Indonesia menjadi negara merdeka. SPK, SMPN 3, dan SMPN 5 beroperasi di Gedung Djoeang dari tahun 1945 hingga 1949. 

Gedung Djoeang kembali menjadi markas militer pada tahun 1949 sebagai Brigif (Brigade Infanteri) 6 Trisakti Baladaya Kostrad. Pada tahun 1980-an, setelah Brigif 6 pindah ke Palur, Gedung Djoeang digunakan sebagai kantor Dewan Harian Cabang (DHC) 45 Solo, sebuah organisasi veteran perang. Gedung ini diresmikan sebagai tempat wisata bersejarah dan museum di Solo pada tahun 2019.

Monumen Laskar Putri Surakarta berada di dalam kompleks Gedung Djoeang. Monumen ini dibangun untuk mengingat peran wanita dalam perjuangan kemerdekaan, terutama dalam serangan 4 hari di tahun 1945.Sekarang menjadi salah satu tempat wisata bersejarah di Kota Solo, Gedung Djoeang 45 dapat dikunjungi mulai pukul 17.00 hingga 00.00 WIB. 

Tiket masuknya hanya Rp 15.000, dan parkirnya hanya Rp 3.000. Selain itu, Gedung Djoeang 45 memiliki banyak daya tarik, termasuk sejarahnya yang panjang, arsitekturnya yang unik, museum dan diorama, monumen Laskar Putri Surakarta, dan lokasi foto yang menarik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun